
Sketsa penampang skematik evolusi Merapi sejak jaman Pra-Merapi sampai saat ini menurut Berthommier (1990).
SEJARAH GEOLOGI
Hasil  penelitian stratigrafi menunjukkan sejarah terbentuknya Merapi sangat  kompleks. Wirakusumah (1989) membagi Geologi Merapi menjadi 2 kelompok  besar yaitu Merapi Muda dan Merapi Tua. Penelitian selanjutnya  (Berthomier, 1990; Newhall & Bronto, 1995; Newhall et.al, 2000)  menemukan unit-unit stratigrafi di Merapi yang semakin detil. Menurut  Berthommier,1990 berdasarkan studi stratigrafi, sejarah Merapi dapat  dibagi atas 4 bagian :
PRA MERAPI (+ 400.000 tahun lalu)
Disebut  sebagai Gunung Bibi dengan magma andesit-basaltik berumur ± 700.000  tahun terletak di lereng timur Merapi termasuk Kabupaten Boyolali.  Batuan gunung Bibi bersifat andesit-basaltik namun tidak mengandung  orthopyroxen. Puncak Bibi mempunyai ketinggian sekitar 2050 m di atas  muka laut dengan jarak datar antara puncak Bibi dan puncak Merapi  sekarang sekitar 2.5 km. Karena umurnya yang sangat tua Gunung Bibi  mengalami alterasi yang kuat sehingga contoh batuan segar sulit  ditemukan.
MERAPI TUA (60.000 - 8000 tahun lalu)
Pada  masa ini mulai lahir yang dikenal sebagai Gunung Merapi yang merupakan  fase awal dari pembentukannya dengan kerucut belum sempurna. Ekstrusi  awalnya berupa lava basaltik yang membentuk Gunung Turgo dan Plawangan  berumur sekitar 40.000 tahun. Produk aktivitasnya terdiri dari batuan  dengan komposisi andesit basaltic dari awanpanas, breksiasi lava dan  lahar.
MERAPI PERTENGAHAN (8000 - 2000 tahun lalu)
Terjadi  beberapa lelehan lava andesitik yang menyusun bukit Batulawang dan  Gajahmungkur, yang saat ini nampak di lereng utara Merapi. Batuannya  terdiri dari aliran lava, breksiasi lava dan awan panas. Aktivitas  Merapi dicirikan dengan letusan efusif (lelehan) dan eksplosif.  Diperkirakan juga terjadi letusan eksplosif dengan "de¬bris-avalanche"  ke arah barat yang meninggalkan morfologi tapal-kuda dengan panjang 7  km, lebar 1-2 km dengan beberapa bukit di lereng barat. Pada periode ini  terbentuk Kawah Pasarbubar.
MERAPI BARU (2000 tahun lalu - sekarang)
Dalam  kawah Pasarbubar terbentuk kerucut puncak Merapi yang saat ini disebut  sebagai Gunung Anyar yang saat ini menjadi pusat aktivitas Merapi.  Batuan dasar dari Merapi diperkirakan berumur Merapi Tua. Sedangkan  Merapi yang sekarang ini berumur sekitar 2000 tahun. Letusan besar dari  Merapi terjadi di masa lalu yang dalam sebaran materialnya telah  menutupi Candi Sambisari yang terletak ± 23 km selatan dari Merapi.  Studi stratigrafi yang dilakukan oleh Andreastuti (1999) telah  menunjukkan bahwa beberapa letusan besar, dengan indek letusan (VEI)  sekitar 4, tipe Plinian, telah terjadi di masa lalu. Letusan besar  terakhir dengan sebaran yang cukup luas menghasilkan Selokopo tephra  yang terjadi sekitar sekitar 500 tahun yang lalu. Erupsi eksplosif yang  lebih kecil teramati diperkirakan 250 tahun lalu yang menghasilkan  Pasarbubar tephra. Skema penampang sejarah geologi Merapi menurut  Berthommier, 1990 (gambar kanan).
Peta menunjukkan sebaran endapan awanpanas Merapi 1911-2006. Hanya wilayah timur lereng yang bebas dari arah aliran awapanas dalam kurun waktu tersebut.
SEJARAH ERUPSI  
Tipe  erupsi Gunung Merapi dapat dikategorikan sebagai tipe Vulkanian lemah.  Tipe lain seperti Plinian (contoh erupsi Vesuvius tahun 79) merupakan  tipe vulkanian dengan daya letusan yang sangat kuat. Erupsi Merapi tidak  begitu eksplosif namun demikian aliran piroklastik hampir selalu  terjadi pada setiap erupsinya. Secara visual aktivitas erupsi Merapi  terlihat melalui proses yang panjang sejak dimulai dengan pembentukan  kubah lava, guguran lava pijar dan awanpanas (pyroclastic flow).
Merapi  termasuk gunungapi yang sering meletus. Sampai Juni 2006, erupsi yang  tercatat sudah mencapai 83 kali kejadian. Secara rata-rata selang waktu  erupsi Merapi terjadi antara 2 – 5 tahun (periode pendek), sedangkan  selang waktu periode menengah setiap 5 – 7 tahun. Merapi pernah  mengalami masa istirahat terpanjang selama >30 tahun, terutama pada  masa awal keberadaannya sebagai gunungapi. Memasuki abad 16 kegiatan  Merapi mulai tercatat cukup baik. Pada masa ini terlihat bahwa waktu  istirahat terpanjang pernah dicapai selama 71 tahun ketika jeda antara  tahun 1587 sampai dengan tahun 1658.

Sejarah  letusan gunung Merapi mulai dicatat (tertulis) sejak tahun 1768. Namun  demikian sejarah kronologi letusan yang lebih rinci baru ada pada akhir  abad 19. Ada kecenderungan bahwa pada abad 20 letusan lebih sering  dibanding pada abad 19. Hal ini dapat terjadi karenapencatatan suatu  peristiwa pada abad 20 relatif lebih rinci. Pemantauan gunungapi juga  baru mulai aktif dilakukan sejak awal abad 20. Selama abad 19 terjadi  sekitar 20 letusan, yang berarti interval letusan Merapi secara  rata-rata lima tahun sekali. Letusan tahun 1872 yang dianggap sebagai  letusan terakhir dan terbesar pada abad 19 dan 20 telah menghasilkan  Kawah Mesjidanlama dengan diameter antara 480-600m. Letusan berlangsung  selama lima hari dan digolongkan dalam kelas D. Suara letusan terdengar  sampai Kerawang, Madura dan Bawean. Awanpanas mengalir melalui hampir  semua hulu sungai yang ada di puncak Merapi yaitu Apu, Trising, Senowo,  Blongkeng, Batang, Woro, dan Gendol. Awanpanas dan material produk  letusan menghancurkan seluruh desa-desa yang berada di atas elevasi  1000m. Pada saat itu bibir kawah yang terjadi mempunyai elevasi 2814m  (;bandingkan dengan saat ini puncak Merapi terletak pada elevasi 2968m).  Dari peristiwa-peristiwa letusan yang telah lampau, perubahan morfologi  di tubuh Gunung dibentuk oleh lidah lava dan letusan yang relatif lebih  besar. Gunung Merapi merupakan gunungapi muda. Beberapa tulisan  sebelumnya menyebutkan bahwa sebelum ada Merapi, telah lebih dahuiu ada  yaitu Gunung Bibi (2025m), lereng timurlaut gunung Merapi. Namun  demikian tidak diketahui apakah saat itu aktivitas vulkanik berlangsung  di gunung Bibi. Dari pengujian yang dilakukan, G. Bibi mempunyai umur  sekitar 400.000 tahun artinya umur Merapi lebih muda dari 400.000 tahun.  Setelah terbentuknya gunung Merapi, G. Bibi tertimbun sebagian sehingga  saat ini hanya kelihatan sebagian puncaknya. Periode berikutnya yaitu  pembentukan bukit Turgo dan Plawangan sebagai awal lahirnya gunung  Merapi. Pengujian menunjukkan bahwa kedua bukit tersebut berumur sekitar  maksimal 60.000 tahun (Berthomrnier, 1990). Kedua bukit mendominasi  morfologi lereng selatan gunung Merapi.
Pada  elevasi yang lebih tinggi lagi terdapat satuan-satuan lava yaitu bukit  Gajahmungkur, Pusunglondon dan Batulawang yang terdapat di lereng bagian  atas dari tubuh Merapi. Susunan bukit-bukit tersebut terbentuk paling  lama pada, 6700 tahun yang lalu (Berthommier,1990). Data ini menunjukkan  bahwa struktur tubuh gunung Merapi bagian atas baru terbentuk dalam  orde ribuan tahun yang lalu. Kawah Pasarbubar adalah kawah aktif yang  menjadi pusat aktivitas Merapi sebelum terbentuknya puncak.
Diperkirakan  bahwa bagian puncak Merapi yang ada di atas Pasarbubar baru terbentuk  mulai sekitar 2000 tahun lalu. Dengan demikian jelas bahwa tubuh gunung  Merapi semakin lama semakin tinggi dan proses bertambahnya tinggi dengan  cepat nampak baru beberapa ribu tahun lalu. Tubuh puncak gunung Merapi  sebagai lokasi kawah aktif saat ini merupakan bagian yang paling muda  dari gunung Merapi. Bukaan kawah yang terjadi pernah mengambil arah  berbeda-beda dengan arah letusan yang bervariasi. Namun demikian  sebagian letusan mengarah ke selatan, barat sampai utara. Pada puncak  aktif ini kubah lava terbentuk dan kadangkala terhancurkan oleh letusan.  Kawah aktif Merapi berubah-ubah dari waktu ke waktu sesuai dengan  letusan yang terjadi. Pertumbuhan kubah lava selalu mengisi zona-zona  lemah yang dapat berupa celah antara lava lama dan lava sebelumnya dalam  kawah aktif Tumbuhnya kubah ini ciapat diawali dengan letusan ataupun  juga sesudah letusan. Bila kasus ini yang terjadi, maka pembongkaran  kubah lava lama dapat terjadi dengan membentuk kawah baru dan kubah lava  baru tumbuh dalam kawah hasil letusan. Selain itu pengisian atau  tumbuhnya kubah dapat terjadi pada tubuh kubah lava sebelumnya atau pada  perbatasan antara dinding kawah lama dengan lava sebelumnya. Sehingga  tidak mengherankan kawahkawah letusan di puncak Merapi bervariasi ukuran  maupun lokasinya. Sebaran hasil letusan juga berpengaruh pada perubahan  bentuk morfologi, terutama pada bibir kawah dan lereng bagian atas.  Pusat longsoran yang terjadi di puncak Merapi, pada tubuh kubah lava  biasanya pada bagian bawah yang merupakan akibat dari  terdistribusikannya tekanan di bagian bawah karena bagian atas masih  cukup kuat karena beban material.
Lain  halnya dengan bagian bawah yang akibat dari desakan menimbulkan  zona-zona lemah yang kemudian merupakan pusat-pusat guguran. Apabila  pengisian celah baik oleh tumbuhnya kubah masih terbatas jumlahnya, maka  arah guguran lava masih dapat terkendali dalam celah yang ada di  sekitarnya. Namun apabila celah-celah sudah mulai penuh maka akan  terjadi penyimpangan-penyimpangan tumbuhnya kubah. Sehingga pertumbuhan  kubah lava yang sifat menyamping (misal, periode 1994 - 1998) akan  mengakibatkan perubahan arah letusan. Perubahan ini juga dapat terjadi  pada jangka waktu relatif pendek dan dari kubah lava yang sama.  Pertumbuhan kubah lava ini berkembang dari simetris menjadi asimetris  yang berbentuk lidah lava. Apabila pertumbuhan menerus dan kecepatannya  tidak sama, maka lidah lava tersebut akan mulai membentuk morfologi  bergelombang yang akhirnya menjadi sejajar satu sama lain namun masih  dalam satu tubuh. Alur pertumbuhannya pada suatu saat akan mencapai  titik kritis dan menyimpang menimbulkan guguran atau longsoran kubah.  Kronologi semacam ini teramati pada th 1943 (April sampai Mei 1943).
Penumpukan  material baru di daerah puncak akibat dari pertumbuhan kubah terutama  terlihat dari perubahan ketinggian maksimum dari puncak Merapi. Beberapa  letusan yang dalam sejarah telah mengubah morfologi puncak antara lain  letusan periode 18221823 yang menghasilkan kawah berdiameter 600m,  periode 1846 - 1848 (200m), periode 1849 (250 - 400m), periode 1865 -  1871 (250m), 1872 - 1873 (480 - 600 m), 1930, 1961.
http://merapi.bgl.esdm.go.id/informasi_merapi.php?page=informasi-merapi&subpage=sejarah
 
 
 

 
 
No comments:
Post a Comment