Labels

Ajaib (105) Akhir Zaman (12) Akuntansi (1) Alam (344) Aneh (896) Anime (19) Asal Usul (175) Cerita (73) Cewek (73) Cowok (37) Design (143) Download (7) Ekonomi (28) Fakta (2345) Fenomena (80) fotografi (74) Games (4) Geografi (53) Gila (92) GO Green (58) Hebat (669) Hewan (262) Ilusi (11) Indah (268) Indonesia (197) informasi (3209) Inspirasi (126) Kamus (2) Kecantikan (79) kesehatan (607) Langka (58) lifestyle (232) Love (3) Lucu (156) Makanan (115) Mantap (448) Menakjubkan (1400) Misteri (64) Mitos (39) Movie (1) Otomotif (59) Parfum (2) Puzzle (19) Rapture (2) Relationship (81) Renungan (27) Resensi (3) Resep (3) Science (190) Seni (93) Serba 10 (442) Sport (99) Teknologi (391) Tips (768) Travel (101) Trik (471) Unik (1072) Wallpapers (1)

Tuesday, November 2, 2010

[List Produk] Barang-Barang Yang Berbahaya dan Tidak Ramah Lingkungan

1. Berbagai jenis plastik; sulit diurai oleh tanah, bahkan hingga ratusan tahun. Terlebih lg jenis plastik yg full print (mulai bungkus permen, snack sampai bungkus detergen) sangat sulit didaur ulang.

Khusus kantong plastik (kresek) berwarna terutama hitam. Umumnya merupakan hasil proses daur ulang. Dalam proses tersebut penggunaan sebelumnya tidak diketahui, apakah bekas wadah pestisida, limbah rumah sakit, kotoran hewan atau manusia, limbah logam berat, atau lainnya. Dalam proses tersebut juga ditambahkan berbagai bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan.

Untuk itu, Jangan menggunakan kantong plastik kresek daur ulang tersebut untuk mewadahi langsung makanan siap santap.


2. Produk yang mengandung DDT.

Dikloro Difenil Trikloroetana (DDT) adalah salah satu senyawa kimia yg sangat sulit di urai oleh alam. terlebih lagi kini DDT juga tidak hanya dipakai untuk bahan dasar obat-obatan pertanian. Namun juga sebagai bahan dasar penyemprot nyamuk. sebagai contoh, DDT pernah dijadikan bahan oleh penyemprot nyamuk ber merk HIT.

DDT sangat lipofil (mudah larut dalam lemak, sehingga bisa tertimbun di
dalam jaringan yang mengandung lemak, baik pada tanaman, makanan, binatang maupun manusia. Disamping itu DDT sangat stabil, tahan terhadap pengaruh cuaca dan sukar untuk di urai (metabolisme). Rumput ataupun tanaman yang tercemar DDT, apabila dimakan oleh kambing, sapi atau binatang ternak lainnya, maka DDT tersebut akan masuk ketubuh dan akan disimpan di dalarn lemak tubuhnya. Selanjutnya, jika manusia memakan daging dari binatang ternak tersebut, maka DDT tersebut juga akan masuk ke dalam tubuh manusia. Seorang ibu yang sedang menyusui juga akan menjadi mata rantai untuk meneruskan DDT yang ada dalam tubuhnya kepada anaknya lewat ASI.

3. Produk2 mengandung BPO (Bahan Perusak Ozon) seperti Air Conditioner (AC), Refrigerant khususx R-12, Pemadam api ringan (bebasis Halon dan HCFC) dan Pelarut Kimia (Solvent).

A.C

Refrigerant

APAR

Solvent

4. Detergen.


Sukar diuraikan oleh bakteri sehingga akan tetap aktif untuk jangka waktu yang lama di dalam air, mencemari air dan meracuni berbagai organisme air.

5. Pemakaian Kertas Berlebihan.

Selain dapat mengakibatkan penebangan hutan secara besar. pemakaian kertas yg berlebihan sebagai bahan dasar lain juga sangat tidak di anjurkan. seperti sebagi bungkus makanan. Beberapa kertas kemasan dan non kemasan (kertas koran dan majalah) yang sering digunakan untuk membungkus makanan, terdeteksi mengandung timbal (Pb) melebihi batas yang ditentukan. Timbal yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernapasan maupun pencernaan yang kemudian menuju sistem peredaran darah dan menyebar ke berbagai jaringan lain, seperti: ginjal, hati, otak, saraf dan tulang. Keracunan timbal pada orang dewasa ditandai dengan gejala 3 P, yaitu: pallor (pucat), pain (sakit) & paralysis (kelumpuhan).

Anda juga sudah sepatutnya berhati-hati dengan barang-barang semacam styrofoam, barang yg berasal dari melamin dan berhati-hati juga dalam pemakain botol air mineral, karena pada dasarnya botol air mineral hanya aman untuk pemakaian 12 kali saja.

Istilah styrofoam sebenarnya merupakan merek dagang pabrik Dow Chemicals dari foamed polystyrene atau expandable polystyrene (EPS). Residu monomer stiren yang tidak ikut bereaksi dapat terlepas ke dalam makanan yang berminyak, berlemak atau mengandung alkohol, terlebih dalam keadaan panas.

Meskipun menurut Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA/FAO/WHO) monomer stiren tidak mengakibatkan gangguan kesehatan jika residunya tidak melebihi 5000 ppm. Namun demi tindakan kehati-hatian tidak ada salahnya untuk memperhatikan hal-hal berikut antara lain; mengenali produk styrofoam dari logonya; tidak menggunakan kemasan styrofoam dalam microwave, tidak menggunakan kemasan styrofoam yang telah rusak atau berubah bentuk untuk mewadahi makanan berminyak, berlemak apalagi dalam keadaan panas

http://uniqpost.com/9464/list-produk-barang-barang-yang-berbahaya-dan-tidak-ramah-lingkungan/

No comments:

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails

Entri Populer