Labels

Ajaib (105) Akhir Zaman (12) Akuntansi (1) Alam (344) Aneh (896) Anime (19) Asal Usul (175) Cerita (73) Cewek (73) Cowok (37) Design (143) Download (7) Ekonomi (28) Fakta (2345) Fenomena (80) fotografi (74) Games (4) Geografi (53) Gila (92) GO Green (58) Hebat (669) Hewan (262) Ilusi (11) Indah (268) Indonesia (197) informasi (3209) Inspirasi (126) Kamus (2) Kecantikan (79) kesehatan (607) Langka (58) lifestyle (232) Love (3) Lucu (156) Makanan (115) Mantap (448) Menakjubkan (1400) Misteri (64) Mitos (39) Movie (1) Otomotif (59) Parfum (2) Puzzle (19) Rapture (2) Relationship (81) Renungan (27) Resensi (3) Resep (3) Science (190) Seni (93) Serba 10 (442) Sport (99) Teknologi (391) Tips (768) Travel (101) Trik (471) Unik (1072) Wallpapers (1)

Tuesday, November 30, 2010

Milestone.. (Cerita Inspirasi..)

Ada sebuah desa yang tak terpetakan. Di ujung desa itu, dekat hutan, tinggal seorang lelaki lanjut usia. Orang-orang desa mengenalnya sebagai sosok orang tua yang bijak. Pondoknya selalu dikunjungi orang yang membutuhkan bantuan: makanan, minuman, obat-obatan dan juga nasihat.

Seperti itulah keadaannya dari hari ke hari. Pondok tenang nan asri itu memancarkan auranya pada kehidupan desa. Hingga suatu hari ketenangan itu terusik. Teriakan lantang memecah alam. “Ajarkan aku tentang kehidupan!” Rupanya ada seorang pemuda yang berkunjung ke pondok tersebut. Si pemuda berteriak-teriak.

“Aku adalah pengelana yang telah berjalan jauh dari ujung buana. Telah ribuan tempat kujelajahi dan telah ribuan jengkal kususuri. Namun, aku tetap tak puas. Ajarkan aku tentang kehidupan.” Begitu teriak pemuda.

Terdengar sahutan dari dalam ” jika kau memintaku mengajari tentang kehidupan, maka akan kuajari engkau tentang perjalanan.” Pak tua keluar dengan tongkat di tangan. Ia hampiri pemuda itu dan mengajaknya berjalan beriringan. Lama mereka berjalan melintasi hutan. Namun, pak tua belum juga mengucapkan sepatak kata pun. Pak tua itu hanya mengajaknya berjalan. Setiap menemui pohon besar, ia menunduk, menarik nafas panjang, lalu menorehkan tanda silang di batangnya. Begitulah yang dilakukan pak tua setiap menemukan pohon besar.

Matahari telah tergelincir ke barat. Perjalanan itu tak jelas kapan akan berhenti. Si pemuda resah. Ia tak mengerti apa maksud semua perbuatan bodoh ini. Sampai akhirnya mereka menjumpai telaga dan beristirahat di sana. Wahai orang tua, ajarkan aku tentang kehidupan! Sekali lagi pemuda itu melontarkan permintaannya. Pak tua menatap sebentar lalu membasuh mukanya dengan air telaga.

“Anak muda, kehidupan itu layaknya sebuah perjalanan. Kenyataan akan mempertemukan kita dengan harapan dan keinginan. Kehidupan akan selalu berjalan dan berjalan, berputar, hingga mungkin kita akan tak paham mana ujung dan pangkal,” Kata pak tua memulai nasihatnya.

Namun, belajar tentang kehidupan adalah juga belajar untuk menciptakan tanda-tanda pemberhentian. Belajar untuk membuat halte-halte dalam hidup kita. Berhentilah sejenak. Renungkan perjalanan yang telah kau lalui. Siapkan persimpangan-persimpangan dalam hidupmu agar dapat membuatmu kembali menemukan arah perjalanan, tambah pak tua panjang.

 
Pohon-pohon tadi adalah prasasti sebagai penanda buatmu dalam perjalanan. Mereka akan jadi pengingat betapa lelah kaki-kaki ini telah melangkah. Mereka semua akan menjadi pengingat tentang jalan-jalan yang telah kau lalui. Pohon-pohon itu menjadi kawan karib dalam mengenang yang telah lalu. Biarkan mereka menjadi penolongmu saat kau kehilangan arah.

Pak tua berhenti sejenak. Ditatapnya lembut pemuda itu. “Anak muda cobalah berhenti beberapa saat. Atur nafasmu, tarik lebih dalam, pandang jauh ke belakang, ke arah ujung-ujung jejak yang kau lalui. Biarkan semuanya beristirahat. Sebab, sekali lagi, belajar tentang kehidupan adalah juga belajar tentang menciptakan pemberhentian.

Teman, hidup memang layaknya sebuah milestone, batu penanda, penjejak, atau prasasti bagi perjalanan panjang. Benda itu akan menjadi tumpuan saat kita kehilangan arah. Dan juga petunjuk saat kita membutuhkan pegangan. Benda itu adalah juga jeda, sela, sebuah koma dalam kalimat. Layaknya sebuah jeda, ia pun berarti waktu yang memberi kesempatan untuk merenung.

Teman, adakah milestone didalam hidup kita? Adakah jeda, sela, dan koma yang luput kita hadirkan di hidup ini? Apakah hidup kita seluruhnya aktivitas berjalan tiada pernah berhenti? Cobalah berhenti sejenak. Beristirahat. Tariklah nafas, tenangkan pikiran. Biarkan semunya menjadi lebih nyaman. Lalu, ciptakan itu sebagai milestone di perjalanan hidup kita. Menjadi petunjuk jejak kaki “amal” kita. Teman, cobalah. Temukan milestone di riwayat perjalanan hidupmu.

pustaka: kekuatan cinta hal. 37 – Milestone

No comments:

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails

Entri Populer