Labels

Ajaib (105) Akhir Zaman (12) Akuntansi (1) Alam (344) Aneh (896) Anime (19) Asal Usul (175) Cerita (73) Cewek (73) Cowok (37) Design (143) Download (7) Ekonomi (28) Fakta (2345) Fenomena (80) fotografi (74) Games (4) Geografi (53) Gila (92) GO Green (58) Hebat (669) Hewan (262) Ilusi (11) Indah (268) Indonesia (197) informasi (3209) Inspirasi (126) Kamus (2) Kecantikan (79) kesehatan (607) Langka (58) lifestyle (232) Love (3) Lucu (156) Makanan (115) Mantap (448) Menakjubkan (1400) Misteri (64) Mitos (39) Movie (1) Otomotif (59) Parfum (2) Puzzle (19) Rapture (2) Relationship (81) Renungan (27) Resensi (3) Resep (3) Science (190) Seni (93) Serba 10 (442) Sport (99) Teknologi (391) Tips (768) Travel (101) Trik (471) Unik (1072) Wallpapers (1)

Tuesday, January 11, 2011

Sejauh Apa Kekuatan Bersin dan Batuk?

Sejauh Apa Kekuatan Bersin dan Batuk?

Singapura (ANTARA/Reuters) - Penasaran seberapa jauh kekuatan bersin? Atau benarkah anggapan bahwa orang dapat menghentikan penyebaran kuman dengan menutup mulut saat batuk?

Dengan menggunakan cermin raksasa dan kamera berkecepatan tinggi, ilmuwan di Singapura mencoba untuk mencari tahu bagaimana penyebaran virus flu di udara terjadi atau bila hal tersebut terjadi.

Peralatan yang mereka butuhkan digunakan untuk mengamati secara langsung saat seseorang menyemburkan butiran cairan saat batuk, bersin, tertawa dan bicara dan mereka berharap hasilnya dapat digunakan untuk membuat panduan yang lebih baik untuk mengendalikan infeksi.

"Suatu keharusan untuk menginformasikan kepada tim pengendalian infeksi karena ada kontroversi saat ini mengenai apakah patogen, misalnya untuk flu, tersebar lewat udara dan bila demikian, seberapa signifikan penyebaran lewat udara dibanding dengan cara lain seperti dengan kontak langsung," kata ketua tim Julian Tang, virolog dan konsultan untuk Rumah Sakit Singapore National University.

Meski tampaknya penderita flu dapat menulari orang lain melalui batuk atau bersin, hanya sedikit yang diketahui mengenai jarak dampak batuk atau bersin tersebut atau banyaknya udara --dan virus-- yang terkandung dari batuk dan bersin itu.

Apakah virus flu disebarkan melalui udara? Mana yang lebih berbahaya? batuk atau bersin atau bahkan tertawa?

Panduan pengendalian infeksi kebanyakan berdasar atas penelitian percobaan dan perkiraan para ahli, bukan berdasar data ilmiah yang kuat.

Dalam penelitian senilai 1,08 juta dolar singapura (833.000 dolar AS), didanai oleh Badan Penelitian Medis Nasional Singapura, Tang dan rekan-rekannya mendisain cermin cekung besar sama seperti yang digunakan untuk teleskop astronomi.

Cermin tersebut dilengkapi dengan kamera yang dapat memotret 250.000 gambar tiap detik sehingga para ilmuwan dapat mengamati aerosol (sistem tersebarnya partikel halus zat padat atau cairan dalam gas atau udara) atau semburan yang dihasilkan oleh batuk atau bersin yang melintasi cermin.

HATI-HATI SAAT TERTAWA DAN BERNYANYI

Dibantu oleh sukarelawan, Tang dan rekan-rekannya akan mempelajari kecepatan dan jarak dari udara yang dihembuskan atau patogen yang diproduksi dari batuk atau bersin dan bahkan tertawa, menangis, menyanyi, bersiul, berbicara, mendengkur dan bernafas.

"Kami akan mempelajari bentuk lain patogen yang memungkinkan karena semua bentuk udara yang dihembuskan berpotensi mengandung muatan yang menginfeksi yang menjangkau jarak yang lebih jauh," kata Tang.

Mereka akan mengevaluasi intervensi seperti batuk yang ditutupi dengan kepalan yang longgar atau tisu dan berbagai jenis masker wajah untuk melihat seberapa efektif benda-benda tersebut untuk membawa patogen.

"Apa yang masyarakat lakukan setiap hari, kami dapat memvisualisasikannya secara langsung. Meneliti intervensi yang dilakukan sangat penting karena kami ingin tahu seberapa hal tersebut efektif," kata Tang.

"Hal ini memiliki dampak terkait dana saat merencanakan mengenai pandemik selanjutnya."

Dengan adanya wawasan yang lebih baik mengenai kekuatan aliran udara, peneliti berharap untuk membuat rekomendasi yang lebih baik bagi pengendalian infeksi seperti berapa jarak tempat tidur di rumah sakit dan tindakan karantina yang dilakukan dalam satu tempat untuk merawat seseorang yang terjangkit infeksi penyakit lewat udara seperti campak, flu dan TBC yang kebal atas pengobatan.

Dari gambar yang didapat sejauh ini, bersiul dan tertawa tampaknya menyebarkan infeksi dengan lebih efektif.

"Tertawa secara mengejutkan memproduksi aliran udara dengan kuat dan tersebar dan saya menduga bahwa bernyanyi (terutama bagi mereka yang terlatih bernyanyi opera) akan memproduksi patogen dengan lebih kuat dan menembus," kata Tang.

"Namun apakah mereka akan menjadi infeksi atau penyakit tergantung banyak faktor lain seperti ketahanan virus atau respon imunitas tubuh orang tersebut yang sedang diteliti oleh tim lain."

No comments:

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails

Entri Populer