Labels

Ajaib (105) Akhir Zaman (12) Akuntansi (1) Alam (344) Aneh (896) Anime (19) Asal Usul (175) Cerita (73) Cewek (73) Cowok (37) Design (143) Download (7) Ekonomi (28) Fakta (2345) Fenomena (80) fotografi (74) Games (4) Geografi (53) Gila (92) GO Green (58) Hebat (669) Hewan (262) Ilusi (11) Indah (268) Indonesia (197) informasi (3209) Inspirasi (126) Kamus (2) Kecantikan (79) kesehatan (607) Langka (58) lifestyle (232) Love (3) Lucu (156) Makanan (115) Mantap (448) Menakjubkan (1400) Misteri (64) Mitos (39) Movie (1) Otomotif (59) Parfum (2) Puzzle (19) Rapture (2) Relationship (81) Renungan (27) Resensi (3) Resep (3) Science (190) Seni (93) Serba 10 (442) Sport (99) Teknologi (391) Tips (768) Travel (101) Trik (471) Unik (1072) Wallpapers (1)

Thursday, October 14, 2010

Mari Sehari tidak Makan Nasi

Konsumsi beras Indonesia 139,5 kg per kapita per tahun. Jumlah itu di atas rata-rata konsumsi beras dunia, 60 kg per kapita per tahun.

JELANG peringatan Hari Pangan Sedunia, setiap 16 Oktober, pemerin tah kembali mengingatkan tentang perubahan iklim.
Dampak perubahan iklim ini dapat mengancam kemandirian pangan. Karena itu, Indonesia harus mewaspadai hal tersebut.

Sebagaimana diungkapkan Kepala Pusat Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Mulyono Machmur, Indonesia sebetulnya sudah bisa mandiri dalam soal pangan. "Tetapi, perubahan iklim mengubah proses produksi. Di samping itu, di dalam negeri ada tantangan, yaitu jumlah penduduk yang terus meningkat. Karenanya, konsumsi makanan pokok beras yang tinggi," ungkapnya di Jakarta, kemarin.

Mulyono lalu memerinci, konsumsi beras Indonesia mencapai 139,5 kilogram (kg) per kapita per tahun. Jumlah itu di atas rata-rata konsumsi beras dunia yang hanya 60 kg per kapita per tahun.

Ketergantungan masyarakat Indonesia pada beras juga sangat tinggi. “Tahun 1950-1960an ketergantungan pangan ma syarakat Indonesia pada nasi atau beras masih 53%. Sekarang ketergantungan itu semakin tinggi hingga 92%-95%.” Karena itulah, pemerintah mengampanyekan program diversifikasi pangan, yang diawali dengan tidak mengonsumsi beras dalam satu hari.

Kampanye itu, sambungnya, sudah berlangsung selama setahun. Pemerintah-pemerintah daerah seperti di Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Utara, Maluku Utara, serta beberapa daerah di Sumatra sudah mulai menerapkannya.

“Penerapannya bermacammacam. Contohnya di Manado, dua hari dalam seminggu, mereka tidak memakan nasi. Intinya, bagaimana menyadarkan orang tanpa makan nasi juga bisa, dan tidak lagi ketergantungan,” tutur Mulyono.

Pangan lokal Ia melanjutkan, Menteri Pertanian Suswono juga telah mengirimkan surat imbauan kepada tujuh gubernur untuk mendiversifikasi beras dengan makanan pokok lokal.

"Seperti di Maluku atau Papua, kan makanan pokoknya sagu. Jadi, beras atau raskin didiversifikasi dengan sagu.
Madura makanan pokoknya itu jagung, maka beras bisa didiversifikasi dengan jagung," terangnya.

Adapun, Badan Ketahanan Pangan Kementan menargetkan penurunan konsumsi beras bisa mencapai 1,5% per tahun, dengan diimbangi peningkatan konsumsi ternak, sayur, ikan, dan buah.

Pemerintah merujuk pada Jepang sebagai salah satu negara yang juga tinggi konsumsi berasnya, namun berhasil menurunkannya. "Jepang berhasil menurunkannya. Mereka mengganti beras dengan sayuran," kata Mulyono.

Sementara itu, dalam menghadapi perubahan iklim, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementan saat ini telah menghasilkan varietas yang tahan kekeringan, genangan, serta hama. Varietas-varietas itu telah disebar ke 29 provinsi di Indonesia.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, total benih padi yang disebar mencapai 79,4 ton. Benih yang tersedia hingga Juni 2010 masih ada sekitar 11.922 ton.

"Tidak semua disebar. Dari provinsi-provinsi itu, dilihat mana wilayah yang tergenang, ya disebar benih varietas padi yang tahan genangan atau rendaman seperti varietas inpara (inbrida padi rawa) 3," ungkap Plh Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementan Sarsito Wahono Gaib Subroto.

Untuk wilayah yang sering diserbu hama wereng batang cokelat, sambungnya, disebar benih yang tahan hama itu seperti varietas inpari (inbrida padi irigasi) 3, inpari 4, inpari 6, dan yang terbaru inpari 13.

http://anax1a.pressmart.net/mediaindonesia/MI/MI/2010/10/13/ArticleHtmls/13_10_2010_018_002.shtml?Mode=0

No comments:

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails

Entri Populer