Labels

Ajaib (105) Akhir Zaman (12) Akuntansi (1) Alam (344) Aneh (896) Anime (19) Asal Usul (175) Cerita (73) Cewek (73) Cowok (37) Design (143) Download (7) Ekonomi (28) Fakta (2345) Fenomena (80) fotografi (74) Games (4) Geografi (53) Gila (92) GO Green (58) Hebat (669) Hewan (262) Ilusi (11) Indah (268) Indonesia (197) informasi (3209) Inspirasi (126) Kamus (2) Kecantikan (79) kesehatan (607) Langka (58) lifestyle (232) Love (3) Lucu (156) Makanan (115) Mantap (448) Menakjubkan (1400) Misteri (64) Mitos (39) Movie (1) Otomotif (59) Parfum (2) Puzzle (19) Rapture (2) Relationship (81) Renungan (27) Resensi (3) Resep (3) Science (190) Seni (93) Serba 10 (442) Sport (99) Teknologi (391) Tips (768) Travel (101) Trik (471) Unik (1072) Wallpapers (1)

Tuesday, October 4, 2011

Ilmuwan Ini Meninggal karena Kanker Sebelum Sempat Tahu Dirinya Terima Nobel Tahun 2011

  • Ralph Steinman

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Ralph Steinman, pakar ilmu kedokteran dari Rockefeller University di New York, menyerah pada kanker. Ia menghembuskan nafas terakhirnya hanya tiga hari sebelum Komite Nobel menelepon bahwa dirinya menerima Penghargaan Nobel tahun ini.

Steinman yang merupakan kelahiran Kanada memenangkan hadiah Nobel untuk penemuan obat-obatan yang digunakannya sendiri untuk mengobati dirinya dari penyakit kanker. Koleganya di Rockefeller University mengatakan ia telah lama hidup dengan terapi baru berdasarkan penelitiannya, yaitu dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Steinman, yang penelitiannya memberikan kontribusi untuk peluncuran vaksin pertama yang disetujui untuk membunuh tumor, bekerja sampai hari terakhirnya, rekannya mengatakan.

Dokter berusia 68 tahun ini diketahui menderita kanker pankreas stadium sangat lanjut empat tahun lalu. Komite Nobel tidak diberi tahu sampai jam setelah mengumumkan penghargaan 2011 bagi Steinman dan dua orang lain untuk bidang kedokteran.

"Dia tidak pernah tahu pekerjaannya telah dimahkotai dengan penghargaan tertinggi dan bergengsi yang semua ilmuwan menginginkannya," ujar putrinya, Alexis Steinman, 34 tahun. "Saya ingin katakan, 'Kau harus bertahan, Daddy...kau akan menerima Nobel' ...," ujarnya.

Komite Nobel sempat kagok dengan situasi yang 'unik' ini. Jamaknya, sang penerima penghargaan akan berangkat ke Stockholm, Swedia, dan menerima langsung hadiahnya, memberi pidato singkat, dan bertemu sesama penerima penghargaan lain. Setelah ber konsultasi, mereka memutuskan menyerahkan uang senilai jutaan dolar AS pada ahli waris Steinman itu.

Dua pionir lain yang bekerja pada sistem kekebalan tubuh untuk menahan gempuran infeksi dan kanker, Bruce Beutler dari AS dan Jules Hoffman dari Prancis, berbagi setengah lainnya dari 10 juta dolar AS hadiah itu.

No comments:

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails

Entri Populer