Labels

Ajaib (105) Akhir Zaman (12) Akuntansi (1) Alam (344) Aneh (896) Anime (19) Asal Usul (175) Cerita (73) Cewek (73) Cowok (37) Design (143) Download (7) Ekonomi (28) Fakta (2345) Fenomena (80) fotografi (74) Games (4) Geografi (53) Gila (92) GO Green (58) Hebat (669) Hewan (262) Ilusi (11) Indah (268) Indonesia (197) informasi (3209) Inspirasi (126) Kamus (2) Kecantikan (79) kesehatan (607) Langka (58) lifestyle (232) Love (3) Lucu (156) Makanan (115) Mantap (448) Menakjubkan (1400) Misteri (64) Mitos (39) Movie (1) Otomotif (59) Parfum (2) Puzzle (19) Rapture (2) Relationship (81) Renungan (27) Resensi (3) Resep (3) Science (190) Seni (93) Serba 10 (442) Sport (99) Teknologi (391) Tips (768) Travel (101) Trik (471) Unik (1072) Wallpapers (1)

Wednesday, January 19, 2011

Alasan Baru Stop Konsumsi Makanan Siap Saji

Masih berpikir mampir ke gerai makanan cepat saji setelah lelah belanja atau berjalan-jalan di mal? Pertimbangkan kembali sebelum ikut mengantre. Studi baru-baru ini menunjukkan, pembungkus makanan cepat saji sama berbahayanya dengan makanan 'sampah' itu sendiri.

Kertas pembungkus makanan siap saji mengandung racun perfluoroalkali yang mencemari darah. Perfluoroalkali adalah racun kimia sintesis untuk melapisi permukaan agar tidak dapat bocor akibat minyak, gemuk atau air.

Penelitian University Toronto menyatakan, timbunan fosfat polyfluoroalkil (Pap) atau pecahan asam karboksilat perfluorinated (PFOA) pada pembungkus makanan menyebabkan kencing darah. Dari penelitian diketahui bahan kimia beracun ini dapat dideteksi pada hampir semua orang di Amerika Serikat.

Selain kemasan makanan dan pembungkus makanan cepat saji, sumber paparannya meliputi pelindung air minum, debu, udara, karpet dan kain, pembunuh api, panci dan wajah anti-lengket hingga penghilang noda pakaian. Selain di darah, racun ini bahkan terdapat dalam air susu ibu.

Studi sebelumnya menyebut panci dan wajan anti lengket sumber paling umum racun turunan PFC. Bukti terbaru mengungkap, kertas plastik makanan siap saji adalah sumber utama lainnya.

Dalam penelitian terhadap hewan, PFOA dikaitkan dengan bahaya kesehatan seperti:

1. Kelahiran prematur pada janin tikus namun tidak berpengaruh pada ibu.

2. Perubahan berat pada berbagai organ, termasuk otak, prostat, hati, timus dan ginjal.

3. Kematian sejumlah besar anak tikus dengan ibu yang terkena PFOA.

4. Kerusakan hipofisis, pengatur pertumbuhan dan reproduksi, pada semua keturunan tikus betina.

5. Tumbuhnya tumor dalam jangka panjang.

6. Masalah sistem kekebalan tubuh.

7. Meningkatkan kadar kolesterol LDL atau kolesterol jahat.



Sumber
VIVAnews

No comments:

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails

Entri Populer