Labels

Ajaib (105) Akhir Zaman (12) Akuntansi (1) Alam (344) Aneh (896) Anime (19) Asal Usul (175) Cerita (73) Cewek (73) Cowok (37) Design (143) Download (7) Ekonomi (28) Fakta (2345) Fenomena (80) fotografi (74) Games (4) Geografi (53) Gila (92) GO Green (58) Hebat (669) Hewan (262) Ilusi (11) Indah (268) Indonesia (197) informasi (3209) Inspirasi (126) Kamus (2) Kecantikan (79) kesehatan (607) Langka (58) lifestyle (232) Love (3) Lucu (156) Makanan (115) Mantap (448) Menakjubkan (1400) Misteri (64) Mitos (39) Movie (1) Otomotif (59) Parfum (2) Puzzle (19) Rapture (2) Relationship (81) Renungan (27) Resensi (3) Resep (3) Science (190) Seni (93) Serba 10 (442) Sport (99) Teknologi (391) Tips (768) Travel (101) Trik (471) Unik (1072) Wallpapers (1)

Wednesday, December 15, 2010

Pemenang Nobel Itu Tak Tahu Kakaknya Ternyata Ibunya

TEMPO Interaktif, Jakarta - Profesor Sir Paul Nurse, ahli genetika pemenang Hadiah Nobel yang baru saja menjadi presiden Royal Society - sebuah persekutuan beberapa ilmuwan terkemuka dunia, tiga tahun lalu secara kebetulan mengetahui bahwa dia telah tertipu terkait identitas genetiknya yang sesungguhnya.

"Saya selalu tertarik pada genetik saya sendiri karena saya selalu menjadi paling aneh dalam keluarga saya. Tapi meskipun saya seorang ahli, keluarga saya berhasil menjaga rahasia asal-usul genetik saya dari diri saya selama lebih dari setengah abad," katanya, sambil tersenyum kecut. "Mereka yang saya pikir orang tua saya ternyata bukan orang tua saya sama sekali."

Terungkapnya hal itu terjadi ketika Sir Paul, sekarang 61, mengajukan green card ke Amerika Serikat untuk menjadi warga permanen. Saat itu dia telah menetap di Amerika selama tiga tahun dan menjadi Presiden Universitas Rockefeller New York, sehingga ketika permohonannya ditolak dia terkejut. Dia diberitahu ada masalah dengan versi ringkas sertifikat kelahirannya, yang tidak memuat nama orang tuanya. Ia pun mengajukan versi yang lebih lengkap.

"Ketika surat itu tiba sekretaris saya bertanya apakah saya telah membuat kesalahan dengan nama ibu saya. Saya berkata, "Tentu saja tidak." Dia menyerahkannya kepada saya dan untuk beberapa detik berikutnya saya benar-benar kaget."

"Saya melihat bahwa di sebelah kata ibu adalah nama kakak saya Miriam, dan di samping ayah hanya tanda hubung. Saya tidak percaya pada awalnya: saya menduga itu adalah masalah birokrasi."

Dia tidak segera memahami implikasinya sampai istrinya, Anne, menyarankan bahwa mungkin orang tuanya yang sesungguhnya adalah kakek-neneknya.

"Saya tidak bisa menanyai ibu saya tentang hal ini karena ia telah meninggal lama dan kakak saya juga telah meninggal akibat multiple sclerosis. Akhirnya saya menyadari bahwa akte kelahiran menyatakan saya lahir di rumah saudara kakek di Norwich, jadi saya menelepon putrinya, yang mengatakan kepada saya bahwa hal itu benar: wanita yang saya kenal sebagai kakak saya adalah ibu saya dan orang tua saya adalah kakek-nenek saya."

"Tante saya telah bersumpah untuk merahasiakan tentang apa yang telah terjadi. Dia bilang ibu saya hamil di usia 18 pada tahun 1948 dan dijauhkan untuk melahirkan, seperti seseorang di sebuah novel karya Dickens.

"Ibunya bergabung di sana dan kemudian kembali ke rumah keluarga dengan putra barunya. Dia dan kakek saya membesarkan saya sebagai anak untuk menyembunyikan rasa malu yang ditanggung ibu saya."

Duduk di kantor mewah baru di markas Royal Society di Carlton House Terrace di London, Sir Paul jauh dari stereotip akademik. Sikap hangat, mudah didekati, dan antusiasmenya tak terbatas dan tawa yang ditularkannya membuat orang mudah lupa bahwa dia adalah ilmuwan Inggris yang paling penting.

Prestasinya sangat besar: 1996-2002 ia adalah direktur jenderal dari Cancer Research UK, menerima gelar ksatria pada 1999.

Dua tahun kemudian ia berbagi Penghargaan Nobel untuk Fisiologi atau Kedokteran dengan Timothy Hunt dan Leland Hartwell untuk penemuan mereka tentang pembelahan sel. Pada tahun 2003 ia pindah ke Amerika untuk mengambil alih di Rockefeller University, yang resmi ia tinggalkan Maret tahun depan.

Dia juga meluangkan waktu untuk menjalani beberapa hobi berisiko, termasuk uji coba memiloti sebuah biplan yang ia rakit dan mengendarai sepeda motor Kawasaki 500cc. Dia juga mencintai naik gunung.

No comments:

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails

Entri Populer