Labels

Ajaib (105) Akhir Zaman (12) Akuntansi (1) Alam (344) Aneh (896) Anime (19) Asal Usul (175) Cerita (73) Cewek (73) Cowok (37) Design (143) Download (7) Ekonomi (28) Fakta (2345) Fenomena (80) fotografi (74) Games (4) Geografi (53) Gila (92) GO Green (58) Hebat (669) Hewan (262) Ilusi (11) Indah (268) Indonesia (197) informasi (3209) Inspirasi (126) Kamus (2) Kecantikan (79) kesehatan (607) Langka (58) lifestyle (232) Love (3) Lucu (156) Makanan (115) Mantap (448) Menakjubkan (1400) Misteri (64) Mitos (39) Movie (1) Otomotif (59) Parfum (2) Puzzle (19) Rapture (2) Relationship (81) Renungan (27) Resensi (3) Resep (3) Science (190) Seni (93) Serba 10 (442) Sport (99) Teknologi (391) Tips (768) Travel (101) Trik (471) Unik (1072) Wallpapers (1)

Thursday, August 26, 2010

Ternyata Virus HIV Bisa Sembunyi di Otak

Penelitian terhadap cairan tulang belakang pasien yang diberi obat HIV memberikan gambaran bahwa otak dapat menjadi tepat bersembunyi bagi virus HIV.

Hal itu terkuak dari hasil penelitian terbaru yang dirangkum dalam tesis University of Gothenburg, Swedia, yang juga mengungkap bahwa sekitar 10% pasien terlacak adanya virus di cairan tulang belakang mereka, tapi tidak di dalam darah mereka.

Saat ini ada obat anti-HIV yang efektif menghentikan sistem kekebalan tubuh berkompromi dengan virus tersebut dan mencegah AIDS. Namun, meski obat ini efektif mencegah virus berkembang biak, virus HIV juga menginfeksi otak dan dapat menyebabkan kerusakan otak jika infeksi ini tidak diobati.

"Pengobatan antiviral di dalam otak cukup rumit karena berbagai faktor, sebagian disebabkan karena otak dikelilingi oleh lapisan pelindung yang dapat mempengaruhi efektivitas obat," ujar Arvid Edén, doktor dan peneliti dari Institute of Biomedicine di Sahlgrenska Academy.

Ini artinya bahwa otak dapat bertindak sebagai cadangan ketika pengobatan terhadap virus mungkin kurang efektif.

Tesis ini mencakup studi terhadap 15 pasien yang telah efektif menjalani pengobatan selama beberapa tahun. Tercatat 60% dari mereka menunjukkan tanda-tanda peradangan dalam cairan tulang belakang mereka, meskipun pada tingkat yang lebih rendah daripada tanpa pengobatan.

"Dalam studi lain yang melibatkan sekitar 70 pasien yang juga mendapatkan pengobatan anti-HIV, kami menemukan HIV dalam cairan tulang belakang sekitar 10% pasien, meskipun virus itu tidak dapat diukur dalam darah, yang merupakan proporsi yang lebih tinggi dari yang diketahui sebelumnya," jelas Edén.

Hasil kedua studi itu menunjukkan bahwa saat ini pengobatan HIV tidak dapat sepenuhnya menekan efek virus pada otak, meskipun tidak jelas apakah sisa peradangan atau sejumlah kecil virus dalam cairan tulang belakang pada beberapa pasien, dapat memicu risiko komplikasi di masa mendatang.

"Menurut pendapat saya, kita perlu mempertimbangkan efek di otak ketika mengembangkan obat baru dan strategi pengobatan untuk mengatasi infeksi HIV," imbuh Edén.

HIV, human immunodeficiency virus, adalah keluarga retrovirus dan memiliki dua bentuk, HIV-1 dan HIV-2, yang dapat ditularkan melalui darah, air mani dan cairan lain serta cairan tubuh. Pada fase akut, pasien menderita demam, kelenjar getah bening yang bengkak dan ruam. Gejala ini bisa berkurang, tapi AIDS akan berkembang setelah terinfeksi dalam waktu lama.

Sebenarnya upaya untuk memproduksi vaksin HIV telah dilakukan sejak 1980-an, namun sejauh ini belum juga berhasil. Sementara itu, perilaku manusia yang semakin bebas dan tak terkendali, seperti seks bebas dan pemakaian narkoba dengan menggunakan jarum suntik, tato dan sebagainya, telah membuat virus HIV semakin meluas.

No comments:

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails

Entri Populer