Labels

Ajaib (105) Akhir Zaman (12) Akuntansi (1) Alam (344) Aneh (896) Anime (19) Asal Usul (175) Cerita (73) Cewek (73) Cowok (37) Design (143) Download (7) Ekonomi (28) Fakta (2345) Fenomena (80) fotografi (74) Games (4) Geografi (53) Gila (92) GO Green (58) Hebat (669) Hewan (262) Ilusi (11) Indah (268) Indonesia (197) informasi (3209) Inspirasi (126) Kamus (2) Kecantikan (79) kesehatan (607) Langka (58) lifestyle (232) Love (3) Lucu (156) Makanan (115) Mantap (448) Menakjubkan (1400) Misteri (64) Mitos (39) Movie (1) Otomotif (59) Parfum (2) Puzzle (19) Rapture (2) Relationship (81) Renungan (27) Resensi (3) Resep (3) Science (190) Seni (93) Serba 10 (442) Sport (99) Teknologi (391) Tips (768) Travel (101) Trik (471) Unik (1072) Wallpapers (1)

Thursday, June 9, 2011

Kenali Beda Penyakit Gondok dan Gondongan

Kenali Beda Penyakit Gondok dan Gondongan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski namanya hampir sama dan penampakannya mirip, yakni pembesaran kelenjar, ternyata penyakit gondok dan gondongan sangatlah berbeda.

Penyakit gondok atau juga disebut goiter disebabkan gangguan hormon tiroid dan biasanya memicu pembengkakan di leher. Sementara itu, gondongan dipicu oleh virus dan menyebabkan pembengkakan dan nyeri pada kelenjar air ludah (parotis).

Gangguan tiroid paling sering diderita oleh kaum wanita. Berat-ringannya penyakit ini ditentukan oleh ukuran pembesaran kelenjar tiroid dan gangguan produksi hormonnya.

"Pembesaran kelenjar tiroid di leher bisa disebabkan oleh adanya tumor jinak akibat gangguan pada hormon tiroid. Benjolan ini juga bisa menjadi kanker dan harus diangkat," kata dr Suharko Soebardi, SpPD, dalam acara konferensi pers Jakarta Endokrin Meeting dan Jakarta Diabetes Meeting, Rabu (8/6/2011) di Jakarta.

Dalam buku Family Health Book Mayo Clinic disebutkan, goiter atau gondok adalah istilah umum untuk kelenjar tiroid yang membesar. Pembesaran ini mungkin hanya berupa benjolan setempat atau pembengkakan kedua lobus kelenjar tiroid. Penyebab pembengkakan ini bisa sangat beragam, mulai dari gangguan autoimun hingga penyebab yang paling umum, yakni kekurangan zat yodium.

Sementara itu, penyakit parotitis epidemika, atau oleh awam biasa disebut gondongan, dipicu oleh infeksi virus. Penyakit ini menular dan bisa diderita oleh pasien dari berbagai kelompok umur. Gejala gondongan hampir mirip dengan gejala penyakit flu (flu like syndrome) seperti demam, nyeri otot, atau pusing.

"Penularannya sama dengan penyakit mata, bisa lewat udara atau kontak langsung dengan pasien," kata dr Suharko yang menjadi ketua pelaksana Jakarta Endokrin Meeting ini.

Orang yang terkena sudah dapat menularkannya kepada orang lain sehari sebelum gejalanya muncul, bahkan menjadi sangat menular 3 hari berikutnya dan daya tular akan menurun sejalan dengan meredanya pembengkakan.

Karena disebabkan oleh virus, gondongan bisa sembuh sendiri. Penyakit ini jarang sekali berlangsung lebih dari 2 minggu. "Yang perlu dilakukan adalah meningkatkan daya tahan tubuh karena jika sistem imun lemah, maka tubuh mudah ditumpangi infeksi lain, termasuk kuman," papar dr Suharko.

Menurut literatur, sekitar seperempat remaja pria belasan tahun dan pria dewasa yang pernah terserang gondongan mengalami peradangan pada testisnya (orkitis). Dokter dapat mendiagnosis gondongan apabila menemukan adanya virus gondongan di air liur atau menemukan adanya peningkatan produksi antibodi gondongan dalam darah. Akan tetapi, pemeriksaan seperti ini jarang sekali diperlukan.

No comments:

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails

Entri Populer