Liputan6.com, London: Manchester United mengumumkan besarnya anggaran rutin gaji pemain. Dari laporan pembukuan tahunan yang diinformasikan, total pengeluaran pembayaran gaji pemain mencapai 131,7 juta pound (Rp 1,84 triliun).
Jumlah tersebut ternyata di bawah anggaran milik Manchester City. Klub kaya mendadak milik saudagar Abu Dhabi, Sheikh Mansour, mengalokasikan 133,3 juta pound (Rp 1,86 triliun). Posisi pertama masih ditempati Chelsea yang mencatat 142 juta pound (Rp 1,98 triliun). Total pengeluaran gaji tertinggi keempat ditempati Arsenal dengan 110 juta pound (Rp 1,54 triliun).
Anggaran gaji pemain di MU mencapai 46 persen dari total pengeluaran klub. Itu artinya mereka merupakan pencatat rasio terendah di antara klub-klub Liga Premier lainnya. Arsenal di urutan kedua untuk tingkat efisiensi ini dengan 49 persen, sedangkan pengeluaran gaji pemain City melebihi total pendapatan klub.
Rasio gaji berbanding pengeluaran ini merupakan salah satu indikator sehatnya posisi keuangan klub. Oleh sebab itu MU pede (percada diri) mereka akan lolos dari aturan UEFA menyoal kesehatan finansial klub, walaupun mereka masih memiliki tunggakan utang menumpuk sejak diakuisisi keluarga Glazer pada 2005.
CEO MU David Gill menyampaikan, MU masih memiliki kemampuan menghadirkan para pemain bintang. Pernyataan Gill sekaligus meredam anggapan Wayne Rooney pekan lalu. Namun, menurut Gill, setiap klub memiliki kebijakan sendiri-sendiri. Dan MU cenderung memilih menginvestasikan uangnya untuk pemain muda.
"Setiap klub punya kebijakan dan itu hak prerogatif masing-masing. Yang pasti benar, kami masih memiliki kemampuan bersaing dengan tim lain," kata Gill. MU sejauh ini mengoleksi gelar Liga Premier yang sama banyaknya dengan Chelsea, tiga trofi, sejak klub London barat itu dimiliki Roman Abramovich.
No comments:
Post a Comment