Siapa yang pernah merasakan jatuh cinta pasti tahu bagaimana rasanya. Selalu ingin dekat dan tak terpisahkan. Begitulah yang dirasakan Djitron Pah. Siapakah wanita yang membuat pemuda asal Kupang ini begitu tergila-gila? Bukan wanita, tapi sebuah alat musik yang dinamakan sasando.
"Sejak kecil saya sudah terbiasa melihat ayah bermain sasando. Entah kenapa, hati saya menjadi tertarik untuk memainkannya," ujar Djitron. "Mungkin bakat itu merupakan turunan dari ayah saya," tambahnya. Hal itu tak dapat dipungkiri, keluarga Djitron memang dikenal sebagai seniman sasando di kampung halamannya. Bahkan semua saudaranya yang berjumlah 10 (Djitron adalah anak ke-4) semuanya bisa bermain sasando.
Kecintaannya akan musik tradisional sudah mendarah daging. Bahkan ia berniat mengumpulkan uang untuk ikut Amerika Got Talents karena melihat acara tersebut merupakan kesempatan untuk memperlihatkan bakatnya. Kenapa harus Amerika?
"Habis, saya pikir kalau hanya di daerah saja tidak akan ada perkembangan. Mungkin dengan ke luar negeri, akan banyak kesempatan. Syukur- syukur bisa mengharumkan nama bangsa dan negara," ujarnya. Jadi wajar, ketika mengetahui ada audisi pencarian bakat Indonesia Got Talents, Djitron merasa doanya terjawab dan menanti-nantikan tim IGT sampai ke daerahnya.
Tapi ternyata Djitron harus kecewa. Posisi kota Kupang yang merupakan daerah paling selatan Indonesia, luput dari jangkauan audisi Indonesian Got Talents. Djitron yang sempat merasa kecil hati langsung memompa semangatnya untuk mengikuti audisi di Bali. Dengan uang hasil keahliannya bermain sasando, Djitro mengikuti audisi seorang diri. Perjuangan Djitron berbuah manis, ia dinyatakan lolos audisi dan masuk semifinal di Jakarta.
"Memang saya sangat kecewa ketika di Kupang tidak ada program ini. Tapi saya membulatkan tekad, tetap harus ikut audisi," kenangnya.
"Ketika saya sampai di Indosiar dan melihat panggung serta nama ketiga juri, saya hampir menangis," tambahnya dengan mata sedikit berkaca-kaca.
Tidak bisa dipungkiri, memang. Melakukan perjalanan jauh sambil membawa lima buah sasando yang dibuatnya sendiri, telah membuktikan tidak ada yang dapat menghalangi niat Djitron bersama sasandonya. Sasando-sasando itu adalah buatannya sendiri dan telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menghasilkan nada yang lebih jernih. Sekali lagi kita melihat bagaimana kecintaan Djitron akan sasando.
Pada babak result, Djitron kembali menunjukan kepiawaiannya. Peraih Piala Presiden untuk Festival Musik Sasando ini mengiringi penampilan N'Quint yang membawakan lagu "50 tahun Lagi" dari Warna. Kombinasi harmonisasi suara dan dentingan sasando membuat penampilan keduanya begitu mempesona.
Kejutan lain menanti. Djitron dinyatakan sebagai peraih SMS tertinggi pada malam itu. Djitron pun tak kuasa menahan harunya.
"Saya mengucap syukur atas dukungan yang diberikan. Saya telah membuktikan musik tradisional masih memiliki daya saing yang tinggi untuk dipertandingkan," ujarnya ketika ditemui usai kemenangannya diumumkan.
Kemenangan Djitron adalah kemenangan cinta, dan cinta itu bernama sasando.
No comments:
Post a Comment