Tampaknya hampir tidak mungkin untuk membesarkan anak normal hari ini,
ada banyaknya video game kekerasan dan situs-situs 4chan serta obesitas.
Tetapi jika penelitian terbaru ini dapat dipercaya, maka hal yang baik kita pikir kita lakukan untuk anak-anak kita adalah hal yang malah menghancurkan mereka.
Ya, karena ternyata hal yang kita lakukan untuk anak-anak kita setiap hari bisa lebih buruk daripada bila kita melihat Joker menembak orang tua mereka di depan mata kepala mereka.
- #7. Giving Your Kids a Creative Name
(Memberikan Nama Anak yang Kreatif)
Anda Pikir Bahwa...
Anda ingin anak anda menjadi orang yang spesial.
Banyak nama standar (dipakai banyak orang) tapi tidak menjadi pribadi hebat dikarenakan nama mereka yang standar banget,
maka anda memutuskan nama yang spesial.
Tapi Kenyataannya Adalah...
Anda baru saja mengirim darah daging anda langsung ke tengah-tengah para pemerkosa-pemerkosa yang berbadan besar-besar di kamar mandi penjara.
Menurut sebuah studi di Universitas Shippensburg, anak-anak yang tumbuh dengan biasa,
namun dengan nama-nama yang standar memiliki kesempatan tinggi untuk menjadi warga negara yang patuh hukum,
sementara semua yang namanya "luar biasa" (spesial)
akan mulai memutuskan untuk melakukan tindak pidana pertama apa yang mereka ingin lakukan.
Studi ini daftar nama-nama top 10 anak nakal di Amerika sebagai:
Alec, Ernest, Garland, Ivan, Kareem, Luke, Malcolm, Preston, Tyrell dan Walter,
yang kita harus tunjukan adalah bukan nama dari setiap pembunuh berantai atau pembunuh presiden yang pernah ada,
tapi kita mengasumsikan penelitian miring yang menuju ke arah tertentu tersebut.
Steve Buscemi berperan sebagai pembunuh berantai Garland dalam film Con Air.
Teorinya adalah bahwa perhatian berlebih pada nama yang aneh dan tidak biasa dapat menyebabkan ejekan oleh rekan dan diskriminasi dalam kerja,
yang cenderung menghasilkan beberapa ribu pencurian dan tindak pidana.
Jadi didik anak Anda supaya mendukung dan memberinya ketaatan hukum,
dengan nama yang biasa-biasa saja. - #6. Teaching Them To Be Themselves
(Mengajari Mereka Jadi Diri Mereka Sendiri)
Anda Pikir Bahwa...
Tekanan mental dari teman adalah hal-hal yang membuat anak-anak Anda menjadi perokok,
suka ber-narkoba-ria dan membaca banyak majalah porno pada saat mereka sekolah.
Sekolah khusus PSA (Public Schools Association) mengajar kita bahwa,
kita harus mengajari anak-anak kita untuk menjadi diri mereka sendiri dan jangan pernah memberikan perhatian dari apa yang "teman" mereka berpikir tentang diri mereka.
Tapi Kenyataannya Adalah...
Ingatlah bahwa anak yang berbadan bau di sekolah,
yang tidak pernah berkeramas,
malah yang akan tidak punya teman ya kan?
Itu anak Anda, tanpa tekanan teman-teman sebayanya.
Sebuah studi yang dilakukan di University of Virginia menunjukkan bahwa
anak-anak yang terkena tekanan sekitar usia 12 dan 13 tahun ternyata
akan lebih baik daripada yang tidak.
Mereka lebih mengerti kebutuhan untuk berakomodasi dan membuat kompromisasi ketika dihadapkan dengan tekanan-tekanan sosial di masyarakat,
daripada sikap sebaliknya seperti "Aku akan pulang ke rumah aja, masa bodo dengan hal itu.." yang mereka miliki dan adopsi tersebut.
Anak-anak yang diajarkan untuk menjadi diri mereka sendiri tidak peduli apa pun yang terjadi,
mereka sebenarnya ternyata menjadi pribadi yang kurang terlibat,
pemberontak kehidupan sosial dan dari segi statistik mereka kurang cerdas.
IPK mereka jatuh seluruhnya.
Mungkin akan lebih penting jika,
ketika Anda benar-benar peduli tentang bagaimana orang melihat Anda,
mengembangkan keterampilan membaca perubahan kondisi emosi orang lain,
akhirnya mengarah ke rasa empati tinggi.
Dalam usia sosial Internet sekarang,
ternyata tekanan teman sebaya pada waktu yang tepat pada dasarnya dapat memberikan kekuatan super. - #5. Making Them Play Sports
(Membuat Mereka Berolahraga)
Anda Pikir Bahwa...
Tak seorang pun ingin anak mereka tumbuh menjadi seorang kutu buku yang tanpa memiliki teman kencan,
sehingga segera setelah otot - otot dan tulang mereka mengeras,
segera Anda menyuruh latihan sepak bola, basket, rugby dll.
Lalu, pria kriminil dan yang suka memukul perempuan saat istirahat di kelas empat
akan mengajari anak-anak Anda pelajaran hidup yang penting tentang fair play dan sportivitas,
yang secara alami akan mengubah mereka menjadi jujur, orang dewasa yang bekerja keras.
Tapi Kenyataannya Adalah...
Menurut penelitian, atlet adalah beberapa dari anak-anak yang paling tidak jujur di sekolah,
dengan pemain sepak bola terburuk dalam tindak kekerasan
dengan lebih dari 72 persen mengakui untuk melakukan berbagai tipuan selama pemeriksaan kesehatan.
dari mana sikap ini berasal?
Studi ini menunjukkan mungkin berasal dari para pelatih.
Jujur saja deh,
Anda tidak menyuruh anak Anda berlatih supaya ia mempunyai teman.
Tapi Anda ingin pamer bahwa anak Anda memiliki penghargaan piala bergengsi,
sehingga pelatih mereka tidak mengajari anak-anak cara tendang yang benar,
tapi cara pura-pura cedera yang benar dan
melakukan hal-hal yang memalukan dan
melakukan tindak kekerasan fisik untuk tim lawan-lawan mereka,
karena tidak ada hal-hal lain lebih penting selain dari pada kemenangan, ya kan? - #4. Starting Them In School Early
(Memulai Study di Waktu Terlalu Cepat)
Anda Pikir Bahwa...
"Pendidikan diterapkan sedini mungkin.. "
Orangtua Anda dahulu mungkin menunggu sampai Anda berusia tujuh tahun
sebelum mengirim Anda ke sekolah dan ternyata
hasilnya mereka melihat bagaimana menyedihkan pribadi Anda.
Anda akan merasa terkutuk bila anak Anda menderita nasib yang sama.
Apakah enam bulan terlalu dini untuk mulai bersekolah?
Ayo, hal apa yang lebih buruk yang bisa terjadi?
Tapi Kenyataannya Adalah...
Kami harap anda tidak memiliki rencana untuk merombak ruang bawah tanah Anda,
karena anak Anda akan tinggal di sana untuk waktu yang sangat lama.
Mengapa ?
Sebuah studi oleh Yayasan Pendidikan Nasional untuk Penelitian di Inggris telah menyimpulkan bahwa
anak-anak yang mulai bersekolah sebelum usia enam tahun akan lebih mungkin untuk drop out dari fasilitas pendidikan tinggi,
perokok dan pemain gitar yang buruk.
Para peneliti mengatakan bahwa mengirim anak ke sekolah sebelum mereka telah mengembangkan keterampilan dasar
bahkan anak dari enam tahun bisa menyebabkan mereka menderita serangan kecemasan psikis
dan tersengat isu-isu rendah diri,
memberikan mereka sikap buruk tentang "pergi ke sekolah"
yang mengikuti mereka sepanjang masa hidup pendidikan mereka.
Hal ini memperkenalkan anak-anak pada kekecewaan,
keputus asaan yang pahit dan menyiapkan jiwa mereka untuk
menghancurkan fasilitas dan tempat kerja kantor mereka di masa mendatang,
tapi memang hal yang sungguh ironis terjadi,
justru tempat-tempat kerja ingin setidaknya mereka memiliki ijazah sekolah yang tinggi.
- #3. Warning Them About Strangers
(Memperingatkan Terhadap Bahaya Orang Asing)
Anda Pikir Bahwa...
Ketika datang ke dalam hal persoalan pemerkosaan terhadap anak,
tidak ada alasan seperti tidak hati-hati menjaga anak..
kurang kontrol..
kurang perhatian.. dll.
Memang sangat penting untuk dipahami oleh mereka bahwa
mereka tidak boleh melakukan perintah yang orang asing perintahkan kepada mereka,
tapi untuk menyadarkan mereka bahwa seluruh dunia di luar sana
hanya menunggu untuk membunuh mereka tanpa alasan.
(hal ini terlalu ekstrim)
Tapi Kenyataannya Adalah...
Ternyata, penekanan berlebihan pada "Stranger Danger" (Bahaya Orang Asing)
tampaknya dapat mengubah anak-anak Anda menjadi fanatik xenophobia,
setidaknya itu yang profesor Sue Scott dari Universitas Durham katakan.
Menurut Scott, anak-anak tentu harus diajarkan untuk berhati-hati terhadap orang asing,
tapi kebanyakan orangtua yang mengajar anak-anak mereka hari ini
menyebabkan anak-anak tersebut untuk panik di saat hanya dengan
melihat sesuatu yang di luar kebiasaan mendatangi mereka.
Statistik anak-anak menunjukan hal jauh dari perkiraan,
sangat lebih memungkinkan
diculik / dianiaya / dilecehkan / diperkosa / disodomi
oleh angota keluarga mereka yang dekat dari pada oleh
para predator penikmat pelecehan terhadap anak kecil.
Mengajar anak-anak takut terhadap orang asing atau berbeda usia dari diri mereka sendiri memungkinkan
terciptanya manifestasi akan dirinya sebagai anak yang takut dunia luar.
Saat dewasa, mereka menutup diri dari dunia luar sekitar mereka. - #2. Heaping Praise On Them
(Penumpukan Pujian kepada Mereka)
Anda Pikir Bahwa...
Orang tua Anda mungkin tidak pernah memberitahu Anda bahwa Anda pribadi istimewa,
bahkan setelah cerita penculikan palsu yang Anda buat untuk menyembunyikan hal sesungguhnya terhadap semua teman Fs / Fb Anda.
Anda mengatakan :
"Kerja bagus saat ujian, Nak!"
"Aku suka sekali saat melihat bagaimana kamu menangkap bola dengan wajahmu yang jelek itu"
"Kamu buat pacarmu hamil? Tos (High Five) dulu dunk!"
Tapi Kenyataannya Adalah...
Telah disebutkan sebelumnya bagaimana perasaan harga diri rendah
melandasi perbuatan orang-orang menjadi seorang yang najis,
karena secara emosi mereka tidak dapat tahan terhadap siapa yang telah melecehkan / merusak ego mereka.
Kami lebih lanjut berteori bahwa ini melahirkan gerakan Douchebag modern.
Tapi ternyata ada efek lebih,
Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2007 oleh penelitian dari Columbia dan Stanford University menemukan bahwa
memuji anak-anak secara sewajarnya percaya bahwa dapat memungkinkan untuk peningkatan kecerdasan dan bakat
yang merupakan hal-hal bawaan lahiriah mereka maka,
hal-hal tersebut tidak mustahil memungkinkan akan benar - benar terjadi.
Jadi pelajaran di sini adalah, membuat anak Anda menyadari nilai kerja keras dan usaha jujur sebelum saat itu akan terlambat. - #1. Showing Them Educational Videos
(Mempertontonkan Video Edukasi)
Anda Pikir Bahwa...
Kita semua telah mendengar dari orang-orang bahwa pendidikan video Baby Einstein,
mengklaim Anda dapat mem-parkir-kan satu tahun anak Anda itu di depan tv dan merubahnya menjadi pemain-Mozart,
Shakespeare-mengutip ahli fisika nuklir.
"Masuk akal, anak-anak menyerap pengetahuan seperti ShamWows dalam bentuk kecil".
artinya...
"Lebih banyak informasi Anda berikan pada mereka selama tahap usia awal
maka akan semakin penting, dan semakin lebih baik!"
Tapi Kenyataannya Adalah...
Anda mungkin pernah mendengar bahwa
Disney menawarkan pengembalian dana pada jajaran DVD pendidikan Baby Einstein.
Hal ini terjadi setelah sebuah tim peneliti dipimpin oleh Frederick Zimmerman dan Dr Dimitri Christakis dari University of Washington menunjukkan bahwa
bayi yang menonton video pendidikan yang populer sekitar usia satu tahun belajar enam sampai delapan kurang lebih kata per jam lebih buruk
dari pada anak-anak yang menghabiskan sore hari mereka meletakkan kotoran di dalam mulut mereka.
Itu karena, terlepas dari apa pun yang telah Anda katakan sendiri selama bertahun-tahun,
interaksi virtual tidak pernah sebaik hal yang nyata. (virtual interaction is never as good as the real thing)
Jika Anda benar-benar ingin anak-anak Anda untuk belajar dari usia dini,
Anda perlu membacakan buku cerita bagi mereka dan memasok interaksi manusia-dengan-manusia sebanyak mungkin,
tidak dengan memarkirkan bokong kecil imut menggemaskan mereka di depan program televisi sialan tersebut.
Program TV dan Pendidikan Bayi video menggunakan serangkaian adegan frame yang cepat berubah
dan terus-menerus membombardir anak-anak Anda dengan kata-kata baru.
Seiring berjalannya waktu,
pikiran mereka yang imut-imut mulai menyaring sebagian besar informasi hanya untuk membantu mengelola rentetan kejaidian konstan yang terjadi,
maka selanjutnya sudah dapat diprediksi..
voila! Anak-anak mengembangkan rentang perhatian pendek,
dan akhirnya industri jasa makanan makin berjaya dan semakin kaya.
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5766222
No comments:
Post a Comment