SIAPA sangka, pesawat superjumbo Airbus A380 milik maskapai Qantas mendarat darurat di Singapura setelah mesinnya rusak di langit Batam adalah kecelakaan pertama pesawat terbesar di dunia itu. Dan maskapai penerbangan Qantas juga dikenal paling nyaman dan masuk lima besar sebagai maskapai terbaik di dunia. Pesawat jenis A380 adalah pesawat kebanggaan Airbus.
Dia menjadi bintang Paris Air Show 2005 ketika prototipenya dipamerkan. Sejak terbang perdana pada 27 April 2005, belum ada pesawat penumpang yang memecahkan rekor kapasitas penumpangnya. A380 bisa memuat penumpang sampai 525 penumpang untuk model tipikal 3 kelas kabin yaitu ekonomi, bisnis dan kelas satu. Bahkan, A380 bisa mengangkut sampai 853 penumpang untuk versi yang seluruhnya kelas ekonomi.
Mesin pesawat superjumbo jet ini pun mumpuni. A380 ini dilengkapi 4 mesin jet pabrikan Rolls Royce. Pesawat ini panjangnya 73 meter dengan rentang sayap 80 meter. A380 sanggup melesat sampai 900 km/jam. Sementara untuk kabin penumpangnya pun dilengkapi dengan berbagai fasilitas top. Harganya juga top, sekitar Rp3,4 triliun.
Penumpang kelas satu ada yang mendapatkan kabin pribadi, galeri seni, bahkan fasilitas spa, tergantung maskapainya. Singapore Airlines bangga bukan main saat pertama kali menjadi maskapai komersil yang menerbangkan A380 pada 25 Oktober 2007.
Namun, insiden di Batam akan menjadi catatan buruk pesawat bongsor ini. Seperti dilansir AFP, Kamis (4/11/2010) inilah insiden pertama A380 di dunia. A380 milik maskapai Qantas Airways dengan nomor penerbangan QF32 terbang dari London ke Sydney dengan transit di Singapura. QF32 menggunakan Airbus A380-800 buatan tahun 2008.
Nah, insiden ini terjadi dalam perjalanan dari Singapura ke Sydney. Saat baru terbang 6 menit, satu mesin jet ini mengalami kerusakan. Bahkan, ada komponen fiberglass dari pesawat yang berjatuhan dari langit.
Warga Batam sempat mendengar seperti suara meledak dan melihat pesawat berasap. Sementara pecahan dari penutup mesin jet ini berjatuhan menimpa mobil, sekolah dan juga warga Batam. Atas kejadian ini, pilot memilih balik ke Bandara Changi Singapura dan telah mendarat dengan selamat.
Jubir Airbus di Toulouse, Prancis, seperti dilansir channelnewsasia.com masih menolak untuk berkomentar. “A380 beroperasi dengan baik,” ujarnya pendek.
Saat ini, sekitar 15 maskapai penerbangan sudah memesan pesawat A380 ini dengan total 154 order. Pemesanan tertinggi dilakukan oleh Emirates sejumlah 41 buah. Maskapai lain yang juga memesan A380 ini antara lain Lufthansa, Qantas, Singapore Airlines, dan Malaysia Airlines. Sedangkan Garuda Indonesia memesan untuk penerbangan haji yang masih dalam tahap kesepakatan.
Airbus sendiri menyatakan bisa memenuhi pesanan 4 buah per bulan. Penerbangan komersial pertama sudah digembar-gemborkan oleh Singapore Airlines yang sudah mempromosikan bahwa mereka akan menjadi maskapai pertama yang menggunakan A380 untuk rute London dan Sydney dari Singapura.
Sementara, Qantas memesan dua belas Airbus A380-800 dengan pilihan dua belas lainnya di tahun 2000.
Maskapai ini akan menjadi yang kedua (setelah pengguna pertama Singapore Airlines) yang menerima A380 dan dijadwalkan menerima empat pesawat pada akhir 2008 dan tujuh pada pertengahan 2009, setelah Airbus melaporkan penundaan pengiriman lebih lanjut. Qantas menukar 8 pilihan pada A380, menambah pesanan resmi menjadi 20 unit. Semua pesawat dikirim antara 2008 hingga 2015.
Warga Batam sendiri, tidak mengira yang meledak itu pesawat Qantas A380 milik Australia dan berlogo kangguru warna merah dengan latar belakang putih. Sementara, Lion Air berlogo singa berwarna merah dengan latar juga putih. Sepintas, kedua pesawat ini mirip saat mengudara.
Warga menduga pesawat Lion yang terbakar dan meledak di udara. Apalagi, dua hari sebelumnya Lion Air tergelincir saat mendarat di bandara Supadio, Pontianak. Jadi, kalau pesawat celaka, tak perduli pesawat canggih maupun pesawat tua. (afp/aat)
No comments:
Post a Comment