Seorang gadis belia berusia 12 tahun yang telah diizikan tinggal serumah dengan pacarnya yang berumur 15 tahun akan menjadi ibu termuda di Australia, demikian harian Herald Sun,
Bocah cilik ini sejak umur 11 tahun sudah tidur seranjang dengan pacarnya, sebab ibu si gadis kecil mengizinkannya untuk tinggal di rumah mereka meskipun ayah si gadis protes.
Saat si ayah mengeluhkan berkali-kali tentang masalah ini kepada Departemen Pelayanan Masyarakat negara bagian New South Wales (NSW), tidak ada yang dapat dilakukan terhadap masalah ini. Pihak kepolisian mengatakan mereka tidak bisa mengintervensi sebab kedua anak berada dalam status di bawah pengawasan wali mereka. Bila bocah laki-laki sudah mencapai usia 18 tahun atau lebih, polisi baru bisa memulai penyelidikan dugaan kasus kriminal.
Saat si ayah mengambil alih hak asuh pada bulan Maret, diketahui bahwa ternyata putrinya itu telah berbadan dua. Baru setelah si ayah murka terhadap kondisi ini, pihak pemerintah tergerak dan memperhatikan kasus tersebut secara serius.
Pihak Departemen Pelayanan Masyarakat mengakui, Senin (15/6), bahwa mereka telah gagal bertindak sebelum ini karena staf mereka tengah menangani kasus-kasus yang lebih darurat. Staf dari Departemen Pelayanan Masyarakat, Departemen Kesehatan, dan Departemen Pendidikan NSW kini berlomba memberikan bantuan kepada si gadis belia. Sementara si ayah menghubungi anggota legislatif setempat Dubbo, Dawn Fardell. “Ia datang ke saya. Polisi mengatakan ‘Tangan kami tidaklah cukup’,” kata Fardell, Senin.
“Si ayah mendatangi saya dan menyatakan bahwa ia dan pasangan barunya akan senang untuk kelak mengurus anak yang sedang dikandung putrinya,” tambah dia. Lebih lanjut Fardell mengatakan, “Sekarang semua badan pemerintah mengulurkan bantuan, dan ada beberapa alternatif bagi si gadis.” “Ini adalah kasus anak yang memiliki anak. Kita harus benar-benar melihat apa yang bisa kita lakukan. Harus orang yang terpercaya yang bisa memberikan solusi,” ujarnya.
Sementara itu perwira senior dari kepolisian menjelaskan bahwa kasus ini melibatkan dua bocah di bawah umur dan ketika ditanya apakah si gadis mengalami kekerasan seksual dan ia menjawab tidak, maka polisi tidak bisa mengambil tindakan apa-apa.
Data lengkap si gadis telah beredar di Parlemen NSW pada awal bulan Juni. Disebutkan di sana bahwa ibu si gadis telah dirawat di rumah sakit jiwa sejak Maret, dan ketika si ayah mengambil alih hak asuh lalu melaporkan si ibu ke polisi.
Sejak Maret, si gadis berada di bawah asuhan ayahnya. Dan tidak ada yang bisa digugat secara hukum di sini. Departemen Pelayanan Masyarakat mengakui bahwa pihaknya telah menerima permintaan tolong dari si ayah. “Karena kami menangani banyak kasus yang lebih darurat, departemen melakukan investigasi terhadap kasus ini tapi tidak secara maksimal,” kata juru bicara departemen itu. Gadis itu akan mendapatkan konseling, pelatihan menjadi orang tua, dan layanan pendidikan.
Bocah cilik ini sejak umur 11 tahun sudah tidur seranjang dengan pacarnya, sebab ibu si gadis kecil mengizinkannya untuk tinggal di rumah mereka meskipun ayah si gadis protes.
Saat si ayah mengeluhkan berkali-kali tentang masalah ini kepada Departemen Pelayanan Masyarakat negara bagian New South Wales (NSW), tidak ada yang dapat dilakukan terhadap masalah ini. Pihak kepolisian mengatakan mereka tidak bisa mengintervensi sebab kedua anak berada dalam status di bawah pengawasan wali mereka. Bila bocah laki-laki sudah mencapai usia 18 tahun atau lebih, polisi baru bisa memulai penyelidikan dugaan kasus kriminal.
Saat si ayah mengambil alih hak asuh pada bulan Maret, diketahui bahwa ternyata putrinya itu telah berbadan dua. Baru setelah si ayah murka terhadap kondisi ini, pihak pemerintah tergerak dan memperhatikan kasus tersebut secara serius.
Pihak Departemen Pelayanan Masyarakat mengakui, Senin (15/6), bahwa mereka telah gagal bertindak sebelum ini karena staf mereka tengah menangani kasus-kasus yang lebih darurat. Staf dari Departemen Pelayanan Masyarakat, Departemen Kesehatan, dan Departemen Pendidikan NSW kini berlomba memberikan bantuan kepada si gadis belia. Sementara si ayah menghubungi anggota legislatif setempat Dubbo, Dawn Fardell. “Ia datang ke saya. Polisi mengatakan ‘Tangan kami tidaklah cukup’,” kata Fardell, Senin.
“Si ayah mendatangi saya dan menyatakan bahwa ia dan pasangan barunya akan senang untuk kelak mengurus anak yang sedang dikandung putrinya,” tambah dia. Lebih lanjut Fardell mengatakan, “Sekarang semua badan pemerintah mengulurkan bantuan, dan ada beberapa alternatif bagi si gadis.” “Ini adalah kasus anak yang memiliki anak. Kita harus benar-benar melihat apa yang bisa kita lakukan. Harus orang yang terpercaya yang bisa memberikan solusi,” ujarnya.
Sementara itu perwira senior dari kepolisian menjelaskan bahwa kasus ini melibatkan dua bocah di bawah umur dan ketika ditanya apakah si gadis mengalami kekerasan seksual dan ia menjawab tidak, maka polisi tidak bisa mengambil tindakan apa-apa.
Data lengkap si gadis telah beredar di Parlemen NSW pada awal bulan Juni. Disebutkan di sana bahwa ibu si gadis telah dirawat di rumah sakit jiwa sejak Maret, dan ketika si ayah mengambil alih hak asuh lalu melaporkan si ibu ke polisi.
Sejak Maret, si gadis berada di bawah asuhan ayahnya. Dan tidak ada yang bisa digugat secara hukum di sini. Departemen Pelayanan Masyarakat mengakui bahwa pihaknya telah menerima permintaan tolong dari si ayah. “Karena kami menangani banyak kasus yang lebih darurat, departemen melakukan investigasi terhadap kasus ini tapi tidak secara maksimal,” kata juru bicara departemen itu. Gadis itu akan mendapatkan konseling, pelatihan menjadi orang tua, dan layanan pendidikan.
No comments:
Post a Comment