VIVAnews - Gunung Anak Krakatau terus dipantau pasca-aktivitas yang kian meningkat. Peningkatan aktivitas gunung di selat Sunda ini dipicu gempa 5,5 Skala Richter (SR) yang melanda barat daya Krui, Lampung, awal November lalu.
Sejak awal 3 November lalu, Gunung Anak Krakatau mulai mengeluarkan gas yang berbahaya. Gas yang terus-menerus keluar ini merupakan tanda telah terjadinya erupsi. Ditambah pula fakta bahwa ada peningkatan suhu air laut di sekitar gunung.
Menurut Andi Arief, Staf Ahli Bencana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pesan singkatnya, Senin 29 November 2010, ketinggian asap letusan gunung ini terpantau mencapai 200-800 meter.
Data ini merupakan akumulasi pengamatan Minggu 28 November 2010 pukul 06.51 hingga 16.35 WIB.
"Sembilan kali gempa vulkanik dalam, 123 kali vulkanik dangkal, 60 kali gempa letusan, dan 63 kali tremor letusan," kata dia.
Dari segi visual, asap letusan berwarna kelabu dan hitam. Meski aktivitas yang terus terjadi, status Anak Krakatau masih berstatus Waspada level dua.
Pemerintah akan terus memantau setiap perkembangan Anak Krakatau. Tak hanya pemerintah Indonesia, gunung itu juga masuk dalam daftar 100 gunung berapi yang terus dipantau oleh NASA. Lembaga Amerika itu memantau lewat satelit Earth Observing-1 atau EO-1. Pekan lalu NASA menerbitkan gambar terbaru gunung itu yang dipotret dari luar angkasa. ( Lihat Foto-foto bidikan NASA itu di sini)
Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM, saat ini terdapat 19 Gunung Api yang statusnya waspada dari 68 Gunung Api di Indonesia.
Berikut daftar gunung api yang berstatus waspada:
1. Gunung Selawah Agam
2. Sinabung
3. Talang
4. Kerinci
5. Kabah
6. Anak Krakatau
7. Papandayan
8. Slamet
9. Bromo
10.Semeru
11. Batur
12. Anak Rinjani
13. Rokatenda
13. Egon
14. Soputan
15. Lokon
16. Gamalama
17. Dukunu
18. Karang etang
19. Ibu
No comments:
Post a Comment