Penyelenggaraan Festival Film Q! ke 9 yang akan digelar bulan September dan Oktober 2010 menuai penolakan dan pembatalan yang dilakukan oleh organisasi Islam garis keras Front Pembela Islam atau FPI. Menurut FPI film ini disinyalir banyak menayangkan film-film bertema lesbian, gay, transeksual dan biseksual yang bertentangan dengan norma adat dan agama. Bahkan FPI juga melayangkan peringatan keras apabila festival ini tetap di tayangkan.
Pemboikotan ini juga bukan pertama kalinya bagi penyelenggaraan Festival Film Q karena ketika pertama festival ini di mulai di tahun 2002 juga menuai protes dari FPI.
Seperti apakah Festival Film Q! ini dan apa tujuan dari festival yang di ikuti oleh banyak negara ini yang menuai kritik yang keras di Indonesia?
Seperti dikutip dari situs resmi Q! Film Festival q-munity.org, Q! Film Festival (QFF) adalah sebuah festival film internasional dengan tema Lesbian-Gay-Bisexsual-Transexsual-Questioning (LGBTIQ) di Indonesia. Tahun ini QFF akan menginjak usianya yang ke-9. Festival Film Q pertama kali di gelar di tahun 2002 dan 2003 oleh beberapa wartawan freelance. Dengan mengambil tema film yang berkaitan dengan homoseksualitas dan HIV/AIDS, dan ini adalah satunya jenis festival film di Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah muslim.
Selama tiap tahun festival ini terus berkembang cepat. Tak hanya menampilkan pemutaran film saja, mereka juga menambahkan pameran buku, workshop film dan pameran seni baik fotografi, patung, instalansi atau apapun selama tidak melebihi dimensi ruang yang sudah ditentukan. Dengan dukungan dari institusi budaya lokal dan asing serta kedutaan besar Festival Film Q! dapat memamerkan film dari seluruh dunia.
Festival ini juga disebar ke lebih dari 10 kota di Indonesia. Dan festival ke 9 yang digelar tahun 2010 ini akan dilangsungkan di Jakarta, Surabaya, Malang, Yogyakarta, Seminyak, Denpasar, Ubud dan Makassar.
Misi dari festival ini untuk mengenalkan film alternatif yang memisahkan dengan mainstream yang seperti ditayangkan oleh bioskop serta meningkatkan kesadaran tentang isu homo. Hasil yang paling menonjol dari festival ini adalah Hak Asasi Manusia memberikan perlindungan kepada kaum homo selama 3 tahun terakhir ini. Lebih jauh lagi sebuah organisasi non profit dibentuk untuk pembelaan kaum homo.
Lebih dari 800 film dan 160. 000 penonton mendatangi festival 8 tahun terakhir ini. Bahkan tamu dari luar negeri seperti pembuat film, distributor dan penyelenggara festival juga hadir di festival sejak 2003 lalu.
Festival Film Q! saat ini menjadi festival film kaum homo dan lesbian terbesar di Asia dengan jumlah dari film yang ditayangkan per harinya. Festival Film Q! juga telah resmi diakui sebagai bagian dari Teddy Award dari Berlin Film Festival yang disebut Teddy On Tour sejak tahun 2006. (Kapanlagi.Com)
No comments:
Post a Comment