REUTERS/China Daily
TEMPO Interaktif, Jakarta – Kebijakan pembatasan premium memang tak berlaku bagi kendaraan roda dua alias sepeda motor. Namun, harga bahan bakar yang tak murah tentu juga harus dipertimbangkan bagi para pengguna motor.
Terlebih bila kendaraan itu digunakan sebagai sarana transportasi saban hari menuju tempat kerja. Memang, pabrikan telah merancang produknya irit bahan bakar. Namun, seiring dengan usia sepeda motor kemampuannya untuk berhemat bahan bakar pun menurun.
Lantas apa saja yang harus dilakukan bila hal itu terjadi? “Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu gaya berkendara dan melakukan pembenahan di sektor mesin dan beberapa komponen pendukung,” tutur Ujang Sugiarto, mekanik Bintang Utama Motor, Kemanggisan Selatan, Jakarta Barat, Kamis (23/12).
Berikut langkah yang harus dilakukan menurut Ujang:
1. Meningkatkan kompresi mesin
Satu hal yang patut diingat semakin tinggi kompresi mesin maka, pembakaran bahan bakar di ruang bakar mesin makin sempurna. Bila hal itu terjadi maka jumlah bahan bakar yang dibutuhkan juga semakin sedikit.
“Tetapi ini tidak berarti harus memangkas head piston silinder, tetapi cukup mengurangi ketebalan packing atau menggunakan piston dengan dome tinggi,” kata Ujang.
2. Atur klep
Langkah lain yang tak penting adalah mengatur posisi klep. Satu hal yang harus diingat, jangan sampai posisi klep terlalu longgar atau terlalu rapat. Sebab bila hal itu terjadi akan mengakibatkan tenaga motor loyo.
Cara untuk mengukur posisi klep yang pas adalah dengan menarik gas bila dengan sedikit tarikan tenaga sudah cukup terasa berarti posisi klep sudah pas. Dengan posisi seperti itu, maka asupan bahan bakar yang dibutuhkan juga tidak terlalu banyak.
“Karena setiap kali kita menarik gas kuat-kuat agar motor melesat, saat itu pula kucuran bahan bakar juga banyak,” terang Ujang.
3. Servis karburator atau injektor
Servis yang dimaksud tidak sekadar membersihkan spuyer atau saluran bensin dari kotoran. Perlu juga mengatur ulang posisi pelampung serta sekrup udara. Hal ini penting dilakukan, pasalnya karburator merupakan peranti untuk memasok bahan bakar ke ruang bakar mesin.
Bila posisi pelampung tidak tepat, atau karburator kotor maka pasokan juga tersendat. Saban kali kita menarik gas dalam-dalam agar motor tidak tersendat, saat itu pula asupan bahan bakar yang disedot ruang bakar juga semakin besar.
Begitu pula bila motor telah menggunakan peranti injektor sebagai sarana pengabutan bahan bakar yang disemprotkan ke ruang bakar. Atur atau setel ulang pompa bahan bakar, bersihkan peranti itu.
“Semakin lancar semprotan bahan bakar maka semakin irit pula konsumsi bahan bakar,” tandas Ujang.
Tak hanya itu. Ketepatan asupan bahan bakar juga menjadikan pembakaran di mesin makin sempurna. Dengan sempurnanya pembakaran, tenaga yang dihasilkan juga makin sempurna. Ihwal besaran tenaga itu bervariasi.
4. Ganti atau bersihkan busi
Seperti diketahui, busi merupakan peranti untuk memantik api atau memercikkan api yang dibutuhkan dalam proses pembakaran. Bila percikan api tak sempurna atau busi gagal memercikkan api dengan baik, akan terjadi gagal bakar.
Setiap kali percikan terjadi dan gagal bakar, saat itulah banyak bahan bakar yang terbakar percuma. Walhasil, jumlah bahan bakar yang dikonsumsi pun lebih besar.
Lantaran itulah, sebaiknya membersihkan busi secara rutin dan mengatur kerapatan antara sumbu busi dengan kepala busi (yang ada di bagian pangkal busi). Bila busi sudah tak layak sebaiknya diganti, lebih baik mengeluarkan biaya sekali ketimbang boros bahan bakar setiap hari.
5. Cermati posisi kanvas rem
Tanpa disadari dan diketahui pemilik motor, mekanik dengan tanpa sengaja memasang kanvas rem yang terlalu rapat dengan sepatu rem. Akibatnya, di antara kedua benda itu seolah menempel atau menjadikan motor dalam posisi mengerem.
Akibat posisi seperti itu, maka tenaga yang dibutuhkan motor untuk melaju juga semakin besar. Pasalnya, motor dalam posisi direm, tetapi pengendara menarik tuas gas dengan keras. Walhasil, pasokan bahan bakar yang dibutuhkan mesin juga makin banyak, motor pun menjadi boros.
6. Ubah gaya berkendara
Tanpa disadari para pengendara motor kerap menggeber motornya dalam kecepatan tinggi lalu tiba-tiba mengerem alias berkendara dalam kecepatan tidak konstan.
Tahukah Anda bahwa menggeber motor kemudian mengerem dan langsung tancap gas menjadikan asupan bahan bakar juga makin besar?
Begitu pula dengan kebiasaan menarik tuas gas berulang-ulang dengan keras (bahasa awamnya blayer). Hal itu perlu dihindari, pasalnya setiap kali Anda menarik gas, saat itu pula asupan bahan bakar ke ruang bakar juga bertambah besar.
“Cara salah lainnya yang perlu dihindari adalah sering main selip kopling,” tandas Ujang.
Lakukan tarikan gas secara perlahan dan konstan saat ingin meningkatkan akselerasi motor,. Posisikan persneling di posisi yang tepat sesuai dengan kecepatan dan putaran mesin saat motor melaju.
Selain itu hindari pemakaian aksesori yang berbobot berat dan tidak perlu atau tidak memiliki fungsi penting. Karena, semakin berat beban motor maka tenaga yang dibutuhkan motor untuk melaju juga semakin besar. Makin besar tenaga yang dibutuhkan berarti, semakin besar pula bahan bakar yang dikonsumsi.
ARIF ARIANTO
Source: tempo
No comments:
Post a Comment