Jam tangan pintar Android generasi kedua besutan Sony, SmartWatch 2,
tidak lama lagi akan segera meluncur ke pasaran Indonesia. Jam tangan
pintar ini telah diperkenalkan Sony pada Juni 2013 lalu di Shanghai,
China.
Menurut Marketing Manager Sony Mobile Communications Indonesia Ika Pramita, wearable gadget ini akan hadir di Indonesia pada awal Oktober 2013.
Harganya tidak akan jauh berbeda dari banderol perangkat tersebut di AS. Apabila ia dihargai 249 dollar AS, di Indonesia kemungkinan akan dibanderol kisaran harga Rp 3 jutaan.
"Harga akhirnya masih harus dicek dulu karena saat ini ada fluktuasi harga dollar di Indonesia," ungkap Ika kepada KompasTekno di sela-sela acara peluncuran Xperia Z1 di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (5/9/2013).
SmartWatch 2 merupakan perangkat berbasis Android yang memiliki kelebihan dalam fitur tahan air.
Produk ini memiliki fungsi sebagai jam tangan multifungsi, pengingat, antarmuka aplikasi Android, dan ponsel remote control. Aplikasi media sosial seperti Twitter dan Facebook pun tersedia.
Baterai Smartwatch 2 diklaim mampu bertahan maksimal empat hari. Jika hanya berfungsi sebagai jam, ia sanggup bertahan hingga satu minggu.
Masa depan wearable device
Pemain besar dalam industri mobile mengeksplorasi potensi gadget untuk tubuh manusia layaknya aksesori. Selain Google, ada Apple, Samsung, bahkan Microsoft, yang dikabarkan tengah mengembangkan wearable gadget.
Sebagai salah satu pelopor wearable device, Sony tak mau ketinggalan. Presiden dan CEO Sony Mobile Communications Kunimasa Suzuki pun memprediksi wearable device memiliki potensi di masa depan.
"Sony sendiri merencanakan tiga tahapan untuk wearable device," ujar Suzuki dalam wawancara eksklusif dengan KompasTekno di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Pertama, Sony merilis wearable device sebagai "aksesori" untuk smartphone. "Bentuknya tak harus wearable, bisa saja aksesori lain, tapi terhubung dengan smartphone."
Setelah itu, yang dilakukan berikutnya adalah menambah "kepintaran" atau daya guna dari wearable device sehingga bisa berdiri sendiri, tanpa harus dibantu smartphone. Suzuki menyebut Google Glass sebagai contohnya.
"Baru, setelah itu, kita akan tiba di tahap ketika konsumen bisa menganggap wearable device sebagai 'the next mobile'," ujar Suzuki, seraya menambahkan bahwa wearable device bisa menjadi tren besar berikutnya di dunia mobile. "Smartphone selalu berada di kantong atau di tangan, sementara wearable device selalu dipakai. Keduanya mirip sekaligus berbeda."
Menurut Marketing Manager Sony Mobile Communications Indonesia Ika Pramita, wearable gadget ini akan hadir di Indonesia pada awal Oktober 2013.
Harganya tidak akan jauh berbeda dari banderol perangkat tersebut di AS. Apabila ia dihargai 249 dollar AS, di Indonesia kemungkinan akan dibanderol kisaran harga Rp 3 jutaan.
"Harga akhirnya masih harus dicek dulu karena saat ini ada fluktuasi harga dollar di Indonesia," ungkap Ika kepada KompasTekno di sela-sela acara peluncuran Xperia Z1 di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (5/9/2013).
SmartWatch 2 merupakan perangkat berbasis Android yang memiliki kelebihan dalam fitur tahan air.
Produk ini memiliki fungsi sebagai jam tangan multifungsi, pengingat, antarmuka aplikasi Android, dan ponsel remote control. Aplikasi media sosial seperti Twitter dan Facebook pun tersedia.
Baterai Smartwatch 2 diklaim mampu bertahan maksimal empat hari. Jika hanya berfungsi sebagai jam, ia sanggup bertahan hingga satu minggu.
Masa depan wearable device
Pemain besar dalam industri mobile mengeksplorasi potensi gadget untuk tubuh manusia layaknya aksesori. Selain Google, ada Apple, Samsung, bahkan Microsoft, yang dikabarkan tengah mengembangkan wearable gadget.
Sebagai salah satu pelopor wearable device, Sony tak mau ketinggalan. Presiden dan CEO Sony Mobile Communications Kunimasa Suzuki pun memprediksi wearable device memiliki potensi di masa depan.
"Sony sendiri merencanakan tiga tahapan untuk wearable device," ujar Suzuki dalam wawancara eksklusif dengan KompasTekno di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Pertama, Sony merilis wearable device sebagai "aksesori" untuk smartphone. "Bentuknya tak harus wearable, bisa saja aksesori lain, tapi terhubung dengan smartphone."
Setelah itu, yang dilakukan berikutnya adalah menambah "kepintaran" atau daya guna dari wearable device sehingga bisa berdiri sendiri, tanpa harus dibantu smartphone. Suzuki menyebut Google Glass sebagai contohnya.
"Baru, setelah itu, kita akan tiba di tahap ketika konsumen bisa menganggap wearable device sebagai 'the next mobile'," ujar Suzuki, seraya menambahkan bahwa wearable device bisa menjadi tren besar berikutnya di dunia mobile. "Smartphone selalu berada di kantong atau di tangan, sementara wearable device selalu dipakai. Keduanya mirip sekaligus berbeda."
http://tekno.kompas.com/read/2013/09/05/1203531/Oktober.Jam.Tangan.Android.Sony.Masuk.Indonesia
No comments:
Post a Comment